Muasal

Jejak Sejarah Galangan Kapal Dasun dari Majapahit hingga Kolonial

×

Jejak Sejarah Galangan Kapal Dasun dari Majapahit hingga Kolonial

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Di tengah Desa Dasun, Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, terdapat sebuah lokasi bersejarah yang pernah memainkan peran penting dalam sejarah maritim Nusantara: Galangan Kapal Dasun. Tempat ini dikenal sebagai pusat pembuatan kapal yang legendaris pada masa Kerajaan Majapahit.

Menurut sejarawan lokal, Exsan Ali Setyonugroho, yang menuliskan tentang galangan ini dalam bukunya Dasun: Jejak Langkah dan Visi Kemajuan, Galangan Kapal Dasun telah lama dikenal sebagai tempat pembuatan kapal untuk armada laut Kerajaan Majapahit. 

Penelitian Singgih Tri Sulistiyono pada tahun 2011 memperkuat keyakinan ini dengan menunjukkan bahwa sejak era Majapahit hingga Kerajaan Demak, Lasem telah menjadi salah satu pusat utama pembuatan kapal.

Kapal-kapal yang diproduksi di Dasun pada awalnya adalah kapal barang, namun permintaan dari Kerajaan Majapahit dan Demak mengubahnya menjadi armada laut. Raja Demak, Adipati Unus, bahkan memesan sekitar 100 unit kapal untuk serangan terhadap Portugis. 

“Dia kehilangan kapal-kapalnya dalam pertempuran melawan Malaka, dan kapal-kapal dari Dasun dipilih untuk memperkuat armada perang,” kata Exsan.

Exsan Ali menjelaskan bahwa pada abad ke-13, kapal-kapal buatan Dasun sudah sangat canggih. Kapal-kapal ini mampu mengangkut muatan hingga 500 ton, sebuah pencapaian luar biasa untuk masanya.

Baca: USS Langley, Kapal Induk Pertama AS yang Tenggelam di Cilacap

Gelondong-gelondong kayu diproses dengan sangat rapi oleh tukang perahu, menghasilkan kapal yang tidak hanya kuat tetapi juga cukup mumpuni untuk melintasi samudra, mencapai tempat-tempat jauh seperti Brazil dan Ghana pada era pra-kolonial Eropa.

Pada tahun 1400-an, galangan kapal ini dikenal memproduksi dua jenis kapal utama: Jong dan Pangajava. Jong adalah kapal untuk penumpang dan kargo, sementara Pangajava adalah kapal perang dengan desain ramping dan haluan serta buritan yang sangat lancip untuk kecepatan maksimum. “Kapal Pangajava dirancang ringan agar bisa bergerak cepat di lautan,” tambahnya.

Selama masa kolonial Belanda, Galangan Kapal Dasun terus beroperasi dengan pesanan yang datang terutama dari saudagar Eropa. Kapal-kapal yang dibuat menyesuaikan dengan kebutuhan masa itu, termasuk peralatan perang laut. 

Pada tahun 1813, galangan ini telah mampu memproduksi kapal layar cepat dan kapal meriam. Meskipun mengalami penurunan pada tahun 1853, Dasun berhasil kembali memproduksi kapal bertenaga uap bersilinder dengan kekuatan 30 tenaga kuda.

Namun, kejayaan Galangan Kapal Dasun akhirnya runtuh setelah pendudukan Jepang. Ketika terjadi ketegangan antara pasukan Republik dan Belanda yang merebut Dasun, pasukan Republik membumihanguskan galangan kapal tersebut. 

“Dengan demikian, berakhirlah kisah Galangan Kapal Dasun, yang sejak era Majapahit telah menjadi tulang punggung kekuatan maritim Gajah Mada dalam usaha mempersatukan Nusantara,” tutupnya.

Baca juga: Kisah Tragis Akagi, Kapal Induk Jepang yang Terbakar di Pertempuran Midway

error: Content is protected !!