Muasal

Peringatan Abadi dalam Legenda Suak Air Mengubuk

×

Peringatan Abadi dalam Legenda Suak Air Mengubuk

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Legenda Suak Air Mengubuk merupakan cerita rakyat yang diwariskan dari generasi ke generasi di daerah Riau. Legenda ini menggambarkan kebijaksanaan dan peringatan tentang bahaya sifat serakah yang seringkali merugikan diri sendiri.

Kisah ini dimulai dengan sepasang suami istri yang hidup dalam keadaan miskin di daerah pesisir. Sang suami, seorang nelayan, bergantung sepenuhnya pada hasil tangkapan ikan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. 

Ketika masa-masa sulit melanda dan ikan sulit didapat, keluarga ini menghadapi kesulitan besar untuk bertahan hidup. Suatu malam, sang nelayan mengalami mimpi yang membawa pesan dari seorang kakek tua. 

Dalam mimpi tersebut, kakek tua memberikan seutas tali dan meminta sang nelayan untuk pergi ke sebuah suak atau sungai di Sungai Sepunjung. Menurut kakek tua, tempat itu akan membawa keberuntungan yang diharapkan.

Keesokan harinya, sang nelayan memutuskan untuk mengikuti petunjuk dalam mimpinya. Ia mempersiapkan sampan dan menuju ke suak yang dimaksud. 

Setibanya di sana, ia menunggu beberapa saat sebelum munculnya tali dari dalam suak. Ketika ia menarik tali tersebut, ia terkejut melihat rantai emas yang mulai muncul ke permukaan.

Antusiasme sang nelayan semakin memuncak saat ia menarik tali lebih jauh, mengira semakin banyak yang ditarik, semakin besar keberuntungan yang akan didapat. 

Baca: Kisah Legenda Si Molek dari Riau dengan Cinta dan Penyesalan

Namun, di tengah usaha kerasnya, seekor burung terbang rendah dan memperingatkannya untuk memotong rantai emas yang ditarik. 

Burung tersebut menegaskan bahwa tiga keluk rantai emas sudah lebih dari cukup. Tetapi, sang nelayan tidak mengindahkan peringatan itu. Ia terus menarik tali hingga akhirnya pusaran air mulai muncul di suak. 

Pusaran ini semakin membesar, menghisap semua yang ada di sekitarnya termasuk sampannya. Dalam kepanikan, sang nelayan melompat dari sampan dan berenang ke tepian untuk menyelamatkan dirinya. Sesampainya di tepi sungai, pusaran air tiba-tiba berhenti. 

Meskipun selamat, sang nelayan pulang dengan tangan kosong, tanpa emas dan kehilangan sampan yang merupakan alat utama untuk mencari ikan sehari-hari. 

Malamnya, dalam mimpi, sang kakek tua muncul kembali, mengingatkan bahwa keserakahan telah membuatnya kehilangan segala sesuatu yang telah dimilikinya.

Sang kakek tua menjelaskan bahwa tiga keluk rantai emas sudah cukup untuk mengubah hidupnya. Setelah terbangun, sang nelayan merasa menyesal dan berusaha kembali ke suak tersebut. Namun, tali dan rantai emas tidak pernah muncul lagi.

Legenda Suak Air Mengubuk mengajarkan kita tentang bahaya dari sifat serakah dan bagaimana sikap tersebut dapat menghancurkan segala yang telah kita miliki. Kisah ini merupakan peringatan abadi dari masyarakat Riau, yang menekankan pentingnya kepuasan dan bersyukur dengan apa yang kita miliki.

Baca juga: Legenda Aji Bonar dan Nasib Anak Raja Terbuang

error: Content is protected !!