Muasal

Mengintip Kisah Jembatan Cisomang yang Terlupakan

×

Mengintip Kisah Jembatan Cisomang yang Terlupakan

Sebarkan artikel ini

Koropak.co.id – Jembatan kereta api di Purwakarta merupakan saksi bisu dari sejarah panjang perkeretaapian Indonesia, mencerminkan tiga generasi pembangunan yang telah terjadi selama lebih dari satu abad. 

Terletak di Desa Cisomang, Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, jembatan ini pertama kali dibangun pada tahun 1906. Meskipun usianya telah melampaui satu abad, sisa-sisa struktur jembatan ini masih berdiri kokoh hingga hari ini, mengingatkan kita pada kejayaannya di masa lalu.

Pada masa kejayaannya, jembatan ini berfungsi sebagai jalur penting yang menghubungkan Bandung dengan Jakarta, mendukung mobilitas angkutan barang dan penumpang. Namun, usia kejayaan itu tidak berlangsung lama. 

Jembatan ini dinilai tidak layak pakai, sering kali menyebabkan kereta api yang melintas mengalami anjlok. Hal ini memaksa banyak kereta harus dievakuasi secara berkala, dan akhirnya, jembatan ini ditinggalkan pada tahun 1932 setelah 26 tahun beroperasi.

Desain jembatan ini mencerminkan gaya arsitektur kolonial Belanda, ditandai dengan tiga lingkaran cincin yang membentuk bagian bawahnya.

Baca: Sejarah Diresmikannya Jalur Kereta Api Pertama di Indonesia

Gaya ini bukanlah hal yang asing, karena banyak jembatan di Indonesia, khususnya di Jawa Barat, menampilkan ciri khas serupa. Salah satunya adalah jembatan cincin di Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Meskipun jembatan ini sudah lama tidak digunakan dan rel keretanya telah hilang, mungkin dipindahkan atau hilang ditelan zaman, struktur bangunan peninggalan Belanda ini tetap berdiri, meski akses menuju lokasinya kini dipenuhi oleh semak belukar dan berada di area kebun milik warga. 

Warga setempat menyebutkan bahwa ada empat bangunan pilar bekas jembatan Cisomang generasi pertama, dua di antaranya berada di Bandung Barat dan dua lainnya di Darangdan, Purwakarta, yang terletak di atas sungai.

Jembatan Cisomang ini, meski sekarang hanya menyisakan pondasinya, menjadi monumen sejarah yang merefleksikan tantangan dan kemajuan yang dialami Indonesia dalam mengembangkan infrastrukturnya sejak era kolonial.

Baca juga: Sejarah Panjang Stasiun Kereta Api Tertua di Yogyakarta

error: Content is protected !!