Koropak.co.id – Tidak terbantahkan, Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keanekaragaman budaya, suku, agama, adat istiadat dan kearifan lokal yang besar dibanding negara-negara lainnya di dunia.
Indonesia dengan tingkat heterogenitasnya yang tinggi, terbukti secara nyata bahkan telah diakui dunia, selama bertahun-tahun mampu bertahan dan bersatu dengan semangat kegotongroyongan. Hidup rukun, saling menghormati, berempati diwarnai solidaritas yang nyata.
“Semangat inilah yang ingin kita hujamkan kembali kepada anak-anak bangsa dan pemuda melalui gerakan Taruna Merah Putih (TMP) goes to pesantren,” kata Ketua Panitia Rihlah Ramadan TMP goes to Pesantren Kabupaten Tasikmalaya, Muchlis Amin, Jumat (25/5/2018).
Menurutnya, gotong royong merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan bermasyarakat, terlebih manusia sebagai makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain atau individu sesamanya.
Maka dari itu gotong royong menjadi ujung tombak manusia bertahan hidup, berinteraksi dan tentunya memenuhi kebutuhan jasmani maupun rohaniah.
Tetapi apa yang terjadi akhir-akhir ini, gotong royong yang sudah mendarah daging warisan orang tua terdahulu dan menjadi ciri khas negeri ini, kini mulai menghilang dan pudar dari kehidupan.
Manusia enggan untuk bergotong royong dengan sesama. Solidaritas, empati dan kepedulian juga mulai menipis di tengah-tengah masyarakat seiring perkembangan jaman dan modernisasi yang merambah pada setiap lini kehidupan. Maka wajar fenomena perpecahan dan pertikaian dalam tatanan kehidupan bermasyarakat di beberapa daerah, kerap terjadi mewarnai hari-hari.
“Realita yang kemudian menjadi kegelisahan kita ini, akan terus disikapi dengan seksama. TMP berupaya mereinkarnasi kehidupan ramah masa silam melalui pendekatan persuasif bersama para santri, anak-anak pelajar sebagai generasi masa depan Indonesia,” turtur Muchlis seraya menambahkan, gotong royong adalah keperibadian bangsa dan budaya yang sudah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat dalam bingkai kebersamaan yang maju dalam pembangunan.*
Penulis : Farhan
