Berkuda Digemari Sejak Balita
Olahraga berkuda adalah olahraga yang ideal untuk dinikmati bersama seluruh keluarga. Balita pun sudah dapat menikmati berkuda walau hanya menunggangi kuda poni yang dituntun. Bagi remaja, olahraga berkuda juga sangat menarik, dan dewasa sampai usia lanjut pun dapat menemukan kesenangan dengan mitra berkaki empat itu. Ada penunggang yang berkuda hanya sebagai hobby belaka, ada juga yang memiliki ambisi untuk berprestasi dalam olahraga yang sangat beraneka ragam ini. Lantas, bagaimanakah caranya menjadi penunggang kuda yang baik dan benar?
Biasanya, minat berkuda muncul ketika anak-anak masih berusia balita atau sewaktu SD. Kalau ada kesempatan berkuda, misalnya di tempat-tempat wisata seperti kebun binatang, daerah pegunungan dan lain-lain, anak-anak pasti ingin mencobanya. Anak-anak pada umumnya menikmati mainan yang bergerak dalam berbagai bentuk, sebut saja komedi putar atau ayunan.
Tetapi dengan kuda, mereka juga berkesempatan untuk berinteraksi dengan hewan yang memberikan respons, dan sifat berani dan percaya diri si anak biasanya juga mendapatkan sambutan positif dari orang tua dan keluarga. Anak-anak memiliki bakat alam untuk menunggang karena lebih luwes dan lentur, cepat menyesuaikan diri dan dapat mengikuti ayunan kuda dengan mudah.
Minat berkuda bukan hanya timbul pada anak-anak, tetapi juga pada dewasa, walaupun dengan alasan yang berbeda. Yang sering terjadi adalah bahwa orang tua dari anak yang sedang belajar berkuda menjadi ikut tertarik, atau bahwa dewasa hanya ingin menjadikan impian masa kanak-kanak, merasakanfreedom, power and grace, sebuah kenyataan.
Seperti setiap olahraga lainnya, berkuda memiliki faktor resiko. Oleh karena itu sangat dianjurkan untuk belajar teknik berkuda dengan benar, supaya dapat mengendalikan kuda dalam setiap situasi. Teknik yang baik dan benar juga memberikan kenyamanan yang lebih baik bagi penunggangnya dan menjadikan berkuda sebuah kegiatan yang sangat menyenangkan.
Di berbagai daerah ada sarana atau sekolah-sekolah berkuda yang menyediakan fasilitas untuk belajar menunggang kuda. Saat ini pada federasi nasional tercatat sekitar 25 klub berkuda. Selain fasilitas lapangan yang sesuai standar, tentunya diperlukan kuda-kuda sekolah yang telah terlatih untuk ditunggang oleh pemula, dan juga pelatih yang berpengalaman.
Perlengkapan awal untuk penunggang adalah helm berkuda, celana panjang, dan sepatu dengan sedikit hak, sebaiknya setinggi mata kaki. Kalau ingin melanjutkan dan untuk kenyamanan penunggang, dianjurkan untuk memiliki helm, sarung tangan, celana dan boots berkuda.
Sebaiknya berlatih 2-3 kali per minggu. Selain belajar teknik menunggang, pemula juga diperkenalkan dengan horsemanship, yaitu bagaimana berinteraksi dengan kuda, cara merawat kuda dan pemasangan alat tunggang seperti pelana, kendali dan lain-lain.
Pada tahap awal belajar menunggang, pemula akan dilongser selama kira-kira 30 menit. Longser atau lunging adalah berlatih mengelilingi pelatih yang mengendalikan kuda dengan tali panjang sekitar 7 meter yang disambungkan ke bagian mulut (mouthpiece) kuda. Dengan cara itu, pemula dapat berkonsentrasi kepada dirinya sendiri dan tidak perlu risaukan kudanya.
Yang diajarkan pertama adalah cara duduk yang benar, menemukan keseimbangan badan dalam setiap cara gerak kuda (walk, trot, canter) dan bagaimana memberikan pertolongan kepada kuda untuk mengendalikannya. Pada prinsipnya, kuda digerakkan dengan betis dan dihentikan dengan kendali, tetapi cara duduk dan suara si penunggang juga dikategorikan sebagai pertolongan.(Eris Kuswara/Koropak)***