Koropak.co.id – Pantang tugas tak tuntas. Ya, itu adalah salah satu dari sekian banyak jawaban yang keluar dari seorang pendamping sosial Program Keluarga Harapan (PKH) ketika ditanya “tanggal merah kok kerja?”.
Supervisor PKH Kabupaten Tasikmalaya, Apep Risman menuturkan menjadi seorang pendamping sosial PKH tidaklah semudah yang dibayangkan, perlu mental sekuat baja dan hati selembut tahu sutra. Bukan hanya karena medan menuju lokasi dampingan yang terjal, tetapi juga karena sasaran manusia dengan karakter beragam dan tingkat pemahaman yang terbatas.
Baca pula : Konsolidasi PKH Februari Tuntas
Belum lagi perjanjian bekerja purna waktu yang membuat pendamping sosial PKH tak jarang mengorbankan waktu keluarga demi menyelesaikan tugas.
“Akhir Ramadan tahun ini, menjadi salah satu tantangan terberat bagi kami, para pendamping sosial PKH. Di saat yang lain sibuk mempersiapkan segala pernak-pernik lebaran, kami justru sibuk melakukan validasi calon peserta PKH di beberapa kecamatan di Kabupaten Tasikmalaya,” katanya.
Jalan terjal, licin, berbatu, berdebu, bahkan berlumpur, kata Apep, tidak menghalangi tugas para pendamping PKH untuk melakukan validasi data calon penerima bantuan PKH.
“Tercatat sekitar 31.221 calon penerima bantuan sosial PKH yang harus segera divalidasi oleh kami, para pendamping di saat persiapan dan cuti bersama hari raya Idulfitri 1439 Hijriah,” ujarnya.
Baca pula : Rakor PKH Jawa Barat Wilayah II
Ditambahkan Apep, pantang tugas tak tuntas menjadi kalimat sakti pemompa semangat para pendamping PKH untuk terus memberikan layanan yang optimal kepada masyarakat kurang mampu calon dampingan.*