Sarana Edukasi Pentingnya Sadar Inflasi
Melalui Tim pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tasikmalaya, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya bekerjasama dengan Pemerintah Kota Tasikmalaya menginisiasi program Gerakan Kelurahan Sadar Inflasi. Program tersebut dilaksanakan di 10 kelurahan terpilih dari 10 kecamatan se-Kota Tasikmalaya. Masing-masing kelompok tani yang ditunjuk oleh Kelurahan mendapatkan bantuan dari Bank Indonesia berupa screen house, benih cabai dan sayuran serta sarana produksi seperti pupuk dan media tanam dengan total bantuan senilai Rp 120 juta.
Benih sayuran yang telah dibudidayakan di screenhouse oleh kelompok menjadi tanaman di polybag selanjutnya disebarkan ke seluruh rumah tangga di kelurahan tersebut sehingga masing-masing rumah tangga dapat mengembangkan tanaman cabai atau sayuran.
Kepala Tim Bank Indonesia Tasikmalaya, Asep Ramdan menuturkan bagi setiap kelompok tani yang ditunjuk melaksanakan program tersebut terus dipantau dan dinilai oleh TPID yang terdiri atas Bank Indonesia, Dinas Pertanian, Dinas Ketahanan Pangan, bagian perekonomian Setda Kota Tasikmaiaya, dan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI).
“Gerakan kelurahan Sadar Inflasi diharapkan menjadi sarana edukasi pentingnya pengendalian inflasi oleh masyarakat, mengingat inflasi dapat terjadi disebabkan pola konsumsi masyarakat itu sendiri,” katanya.
Asep menambahkan, stimulus yang diberikan oleh Bank Indonesia diharapkan dapat memacu dan mendorong masyarakat untuk mengembangkan penanaman hortikultura di pekarangan sehingga dapat mengurangi ketergantungan rumah tangga terhadap pasar. Dengan demikian daya beli masyarakat dapat meningkat dan rumah tangga memiliki alternatif pemasukan lain.
“Kami harapkan budaya tersebut dapat tumbuh dan terus dilakukan dari tahun ke tahun,” katanya.
Hal senada disampaikan Kepala Unit Akses Keuangan dan UMKM KPw Bank Indonesia Tasikmalaya, Ranika Ayu Mayang D. Menurutnya, Gerakan Sadar Inflasi diharapkan dapat menggugah kesadaran masyarakat akan bahayanya inflasi. Mengingat inflasi rentan terjadi saat pola konsumtif terjadi, yakni permintaan meningkat, sedangkan ketersediaan stok terbatas bahkan kekurangan.
“Oleh sebab itu, Gerakan Kelurahan Sadar Inflasi digelar. Difokuskan pada komoditas cabai dan sayuran sebab pada awal tahun 2017, kami lakukan survey atas harga cabai dan sayuran di Kota Tasikmalaya yang cenderung meningkat disebabkan banyaknya petani cabai dan sayuran yang mengalami gagal panen sehingga pasokannya berkurang sementara permintaan terus meningkat,” ujarnya.
Sementara itu, dalam Pelatihan Gerakan Kelurahan Sadar Inflasi yang digelar di Kelurahan Sukamulya Kecamatan Bungursari Kota Tasikmalaya awal Agustus 2017 lalu, Kasubag Bidang Ekonomi setda Kota Tasikmalaya, Nining Rukmini mengatakan, pemerintah saat ini sedang terus berusaha untuk membantu masyarakat dalam menanggulangi perekonomian masyarakat. Peningkatan inflasi bukan hanya menjadi urusan atau tanggung jawab pemerintah saja, namun sudah menjadi tanggung jawab semua pihak.
“Melalui Gerakan Kelurahan Sadar Inflasi, pemerintah melakukan kerjasama dengan Bank Indonesia dalam memberikan motivasi dan solusi kepada masyarakat melalui stimulus berupa benih cabai dan sayuran dengan media produksinya. Para kelompok tani terpilih digenjot untuk kreatif dan terus meningkatkan produktivitasnya dalam memproduksi komoditas, khususnya cabai dan sayuran yang sempat anjlok persediaan dikarenakan banyak petani yang gagal panen,” ujarnya. (Koropak)***