Actadiurna

Legenda Pangeran Papak Cinunuk Garut

×

Legenda Pangeran Papak Cinunuk Garut

Sebarkan artikel ini

 

Koropak.co.id – Dalam jagat penyebaran agama Islam di Garut, terkenal Pangeran Papak yang berjuang dan berdakwah menyebarkan agama Islam. Bahkan, bukti patilasannya tidak hanya ada di Garut, namun juga sampai di berbagai daerah, mulai dari Karawang, Winduraja Kawali, dan Tangerang.

Pangeran Papak, yang memiliki nama asli Raden Wangsa Muhamad adalah keturunan bangsawan Balubur, dari Limbangan Garut. Selain penyebar agama Islam di Garut, dia juga seorang pahlawan pejuang kemerdekaan.

Pangeran Papak adalah putra dari Raden Muhamad Juari. Menurut sumber yang berkembang di masyarakat, jika ditelusuri silsilah keturunannya, Pangeran papak merupakan keturunan Sunan Gunung Jati, Cirebon. Artinya masih keturunan Maharaja Prabu Siliwangi.

Berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat, dahulu kala Pangeran Papak pernah dipanggil ke keraton Sunan Gunung Jati Cirebon untuk diberi gelar kebangsawanan, berkat jasa perjuangannya melawan Belanda, sekaligus menyebarkan dakwah.

Tapi, dengan segala kerendahan hatinya Pangeran Papak menolaknya, itulah sebabnya, di lingkungan Cinunuk, para imam masjid, guru ngaji, dan pendakwah tidak ada yang memakai titel kiyai, ustaz, dan lainnya. Meneladani kerendahan hati Pangeran Papak.

 

Legenda Pangeran Papak Cinunuk Garut

 

Baca pula : Riwayat Borosngora dan Bumi Alit Panjalu

Walau demikian, para keturunan Pangeran Papak biasa berkumpul setahun sekali dalam wadah kegiatan “TUNGGUL BINARUM”, yang artinya walaupun Pangeran Papak tinggal tunggul (nisan makam) tapi namanya tetap mengharum.

Dalam kegiatannya, senantiasa diisi dengan agenda khitanan, membagikan sodaqoh untuk anak-anak yatim, dan kepada orang-orang yang perlu bantuan.

Pangeran Papak wafat pada 1899 dan dimakamkan di Cinunuk Garut. Untuk mencapai ke Makam Pangeran Papak, sangatlah mudah. Bisa dengan mobil atau motor pribadi.

Karena jalannya sudah bagus beraspal. Ada lokasi untuk parkir di sekitar lokasi. Ataupun jika naik kendaraan umum, Anda bisa pergi ke Pasar Wanaraja dulu. Dari sana bisa pakai delman atau ojek.

Banyak sekali pengunjung yang datang berziarah dari berbagai kota. Bahkan sampai penziarah dari Malaysia. Mereka datang tidak cuma berziarah, tapi menikmati segarnya mandi dengan air karomah yang letaknya tidak jauh dari lokasi makam.

Air karomah merupakan air asli dari mata air yang keluar dari belahan batu yang mengucur melalui tujuh pancuran. Setiap pancuran, air yang keluarnya berbeda rasa. Masyarakat sekitarnya menyebutnya mata air sumur tujuh, yang dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit.*

 

Baca pula : Bendungan Purba Cimuntur

error: Content is protected !!