Koropak.co.id – Hari Anak Nasional (HAN) 2018 yang digelar Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Kabupaten Tasikmalaya, Rabu (25/7/2018) dengan diisi kegiatan Talkshow Sehari Bersama Kak Seto berlangsung dengan meriah dan dipenuhi oleh berbagai kalangan mulai dari anak-anak hingga dewasa.
Kegiatan talkshow yang diisi langsung oleh Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Dr. Seto Mulyadi, S.Psi, M.Si (Kak Seto) serta dibantu oleh moderator sekaligus Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda, M.Pd diikuti oleh ratusan masyarakat Kabupaten Tasikmalaya bahkan dari luar daerah Kabupaten Tasikmalaya seperti contohnya dari Yogyakarta.
Talkhsow Sehari Bersama Kak Seto ini semakin menarik dan meriah karena Kak Seto menyampaikan materi dan penjelasannya dengan penuh canda tawa bahkan diselingi dengan nyanyian-nyanyian khasnya. Selain itu juga diselingi juga dengan sesi tanya jawab serta foto bersama bagi masyarakat yang hadir dalam kegiatan tersebut.
Baca : Kekerasan Seksual Sudah Menjadi Tren Nasional
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Dr. Seto Mulyadi, S.Psi, M.Si (Kak Seto) mengatakan, menyikapi dengan adanya kekerasan terhadap anak yang terjadi di Indonesia khususnya kasus terbaru yang terjadi di Garut sebenarnya mohon sekali untuk anak tetap diposisikan sebagai korban dari ketidakberdayaan. Sehingga banyak sekali lingkungan yang membuat mereka tergelincir menjadi pelaku tindak kriminal dan kekerasan yang terjadi.
“Upaya kita yang paling penting adalah menciptakan Kabupaten Tasikmalaya yang layak anak dan penuh dengan contoh keteladanan yang baik, dan itu semua mohon dimulai dari dalam keluarga. Untuk itu pemberdayaan setiap keluarga adalah kepedulian warga di sekeliling keluarga tadi,” kata Kak Seto.
Dikatakan Kak Seto, kalau bisa dibentuk segera seksi Perlindungan Anak di tingkat Rukun Tetangga (RT) karena inilah yang paling penting. Sejauh ini juga sudah ada 3 Kabupaten Kota merintis hal tersebut dan bisa membersihkan tindakan kekerasan terhadap anak maupun oleh anak yakni Tangerang Selatan, Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Bengkulu Utara.
“Semoga Kabupaten Tasikmalaya akan menjadi Kabupaten Kota keempat yang mendapatkan penilaian dari LPAI sebagai Kabupaten yang dimana RT dan RW-nya dilibatkan untuk membentuk seksi perlindungan anak,” ujarnya.
Baca : KPAID Rayakan Hari Anak Nasional 2018
Kak Seto juga menambahkan mohon dengan segala hormat amanat untuk menciptakan Kabupaten Kota Layak anak ini, agar tidak ada lagi kekerasan oleh para orangtua, pendidik atau guru terhadap anak. Karena inilah yang tanpa sadar dapat menjerumuskan mereka menjadi peniru-peniru yang kemudian melakukan tindakan kekerasan.
“Dorongan pemerintah juga, yaitu dengan menggiatkan kembali hari anak dan mengisi kegiatannya bukan hanya sekedar ceremonial dan memberikan penghargaan kepada anak sebagai bentuk apresiasi terhadap masyarakat. karena memang perlindungan anak ini harus bermula dari warga dan masyarakat sendiri,” ucapnya
Tingkat pengaduan ke LPAI setiap bulannya, kata Kak Seto, sejauh ini masih cukup tinggi tetapi di satu sisi jika LPAI berpikir positif ini adalah kepedulian dari para pelapor. Jadi sebenarnya ini juga merupakan fenomena seperti gunung es. Oleh karena itu laporan bukan hanya sekedar “memadamkan kebakaran” saja tetapi preventifnya membentuk atau melibatkan warga untuk menjadi pelaku-pelaku perlindungan. Jika KPAI atau KPAID terlalu jauh, tetapi RT dan RW sudah peduli terhadap perlindungan anak, mungkin semua itu akan teratasi.
Baca : KPAID Kabupaten Tasikmalaya Peringati Hari Anak Nasional
Baca : Kabupaten Tasikmalaya Mendominasi Kasus Kekerasan Seksual
Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Erlinda, M.Pd mengatakan KPAI sangat mengapresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja keras dan memberikan bantuan mulai dari panitia, Pemerintah Kabupaten Tasikmalaya serta seluruh stakeholder yang menjadikan kegiatan ini sukses dan berjalan dengan aman dan lancar.
“Kita harapkan kebersamaan ini untuk tetap terus bersinergi terutama untuk Kabupaten Tasikmalaya. Harapannya dengan momentum Hari Anak Nasional ini dapat kita jadikan sebagai momentum yang tidak hanya sinergitas, kepedulian tetapi juga menjadi suatu bukti nyata bahwa kita wajib mewujudkan mimpi dan cita-cita anak,” kata Erlinda.
Dikatakan Erlinda, hal itu dikarenakan anak sendiri bukan hanya generasi penerus dan tongkat estafet. Akan tetapi wajah Indonesia seperti apa nantinya akan ditentukan dari step by step anak mulai dari bayi, anak-anak, pemuda hingga menjadi manusia-manusia produktif.
“Tasikmalaya sudah memperlihatkan berbagai komitmennya, ditambah dengan Pemkabnya yang luar biasa, maka saya sampaikan salam juga kepada semua yang ada di Kabupaten Tasikmalaya. Kita tidak hanya mendukung tetapi kita juga membantu apa yang bisa kami lakukan untuk menjadikan Kabupaten tidak hanya Kota layak anak namun menjadi pilot project untuk yang lainnya,” tuturnya.*
Baca pula : Jawa Barat Targetkan 2028 Jadi Provinsi Layak Anak