Koropak.co.id – Dilegalkannya vape di Indonesia per awal Juli 2018, memberikan sebuah tantangan yang musti dihadapi oleh para pegiat vape, khususnya komunitas dan vape shop (gerai device dan liquid vape). Tantangan terbesarnya adalah pengguna dengan usia di bawah batas wajar, dengan batasan minimal 17 tahun.
Hal itu diakui Ketua Terpilih Asosiasi Vapers Indonesia (AVI) Tasikmalaya yang juga Ketua Aliansi Vapers Priangan Timur (ALVART), Egi Setiadi kepada Koropak, Rabu (25/7/2018).
“Ya, tantangan terbesar kita adalah pengguna under age. Setelah legal, bukan tidak mungkin vape akan segera dijual bebas di waralaba. Kalau di vape shop sih kita masih bisa mengawasi pengguna, kalo ada yang under age kita tolak,” tuturnya.
Hal yang menjadi bahaya dan lepas pengawasan, kata Egi, bila vape dijual di waralaba. Bisa jadi, pembeli liquid atau cairan esense untuk vape, adalah pengguna vape usia di bawah 17 tahun, karena tidak bisa diawasi langsung.
“Oleh sebab itu, kita selalu berusaha menyisipkan edukasi ke seluruh vape shop. Juga kepada para vapers yang tergabung di komunitas, dengan harapan dapat saling membantu mengawasi penggunaan vape oleh vapers under age,” ucapnya.
Bukan tanpa alasan, kata Egi, vapers under age dikhawatirkan masih labil, sehingga dikelabui saat membeli. Misalnya, karena mereka tidak sanggup beli device yang original alias oten, akhirnya membeli yang clone dengan harga yang lebih murah, namun kualitas lebih rendah.
“Takutnya, mereka beli device, nyari yang murah. Akhirnya dapat device yang asal-asalan. Endingnya, bukan sehat karena hijrah dari rokok ke vape, malah merusak kesehatan. Beda kalau vapers dewasa. Mereka akan lebih bijak membeli vape. Tidak terlena dengan harga murah, terpenting kualitas dan originalitas dari device vape itu sendiri,” tutur Egi.
Baca : Asosiasi Vape Indonesia Tasikmalaya Segera Dideklarasikan
Egi menjelaskan, dalam penggunaan vape, adapula attitude alias sikap kesopanan yang harus dimiliki setiap vapers. Terutama tatkala nge-vape di tempat umum. Perhatikan cara menyemburkan uapnya. Jangan sampai ditiupkan ke orang lain, namun ke bawah.
“Itu balik lagi ke norma kesopanan. Jadi para vapers, saat nge-vape jangan asal ngebul. Hargai orang lain, terlebih orang di sekeliling yang memang sama sekali tidak nge-vape, apalagi merokok,” ucapnya.
Baik edukasi yang berkaitan dengan segala sesuatu tentang vape, maupun attitude nge-vape, akan ditemui jika para vapers masuk komunitas. Di samping itu, dengan bergabung ke komunitas, para vapers akan mendapat keuntungan karena beberapa vape shop memberikan diskon untuk anggota komunitas.
“Kalo gabung komunitas, kita bisa diskusi dan edukasi bareng, ngobrol-ngobrol soal rencana, program kerja, dan acara vape. Ya seperti halnya di ALVART. Kita sering kumpulan, vapemeet dengan cara roadshow di tiap kota yang tergabung di ALVART,” tuturnya.
Egi menuturkan, ALVART juga memiliki rencana kegiatan yang mengarah ke sosial atau charity. Yakni dengan menggelar Crazy Sale.
“Jadi kita rencananya bikin program Crazy Sale. Kita jual segala perlengkapan vape, khususnya liquid dengan harga yang jauh di bawah harga jual. Nah hasilnya kita akan donasikan untuk anak Yatim Piatu. Adapun yang kita jual merupakan donasi, baik dari vape shop, member komunitas, maupun sponsorship,” kata Egi.
Ingin lebih tau soal vape di Kota Tasikmalaya, yuk gabung di acaranya Ngumpul Ngebul Tasikmalaya yang akan digelar di kafe Route 66, Jalan HZ Mustofa Nomor 275 Kota Tasikmalaya, Sabtu (38/7/2018) malam.
Akan disampaikan edukasi dan sosialisasi attitude dalam dunia vape. Acara utamanya, deklarasi AVI Tasikmalaya oleh Ketua AVI Jabar, Dimas Didong. Digelar pula Anniversarry ALVART, dan fun games. Adapula Fun Cloud Trick dan Fun Cloud Chase.
Tidak ketinggalan, performance Zeze Zeny, hijabers vapers yang pernah diundang ke acara Deddy Corbuzier. Di acara Ngumpul Ngebul Tasikmalaya, Zeze Zeny yang berasal dari Kota Banjar itu, akan menampilkan beberapa cloud trick memukau.*
Baca pula : Kapolsek Tamansari Cek Toko Vape