Muasal

Sejarah 79 Tahun BKR Laut dan Cikal Bakal TNI AL

×

Sejarah 79 Tahun BKR Laut dan Cikal Bakal TNI AL

Sebarkan artikel ini
Sejarah 79 Tahun BKR Laut dan Cikal Bakal TNI AL
Doc, Foto: Tribunnews

Koropak.co.id – Hari ini, 79 tahun yang lalu, tepatnya pada 10 September 1945, sejarah mencatat momen penting bagi kemaritiman Indonesia dengan berdirinya Badan Keamanan Rakyat (BKR) Laut.

Didirikan oleh veteran Koninklijke Marine, Angkatan Laut Belanda, dan Kaigun, Angkatan Laut Kekaisaran Jepang, BKR Laut merupakan cikal bakal dari Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL).

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, semangat juang dari para veteran Indonesia yang pernah tergabung dalam dua kesatuan tersebut menjadi penggerak utama terbentuknya BKR Laut.

Para veteran ini berinisiatif menyatukan kekuatan untuk membangun angkatan laut yang siap menjaga kedaulatan Indonesia di sektor maritim.

Aksi mereka dimulai dengan mengambil alih gedung-gedung strategis di Pelabuhan Tanjung Priok, yang kemudian diikuti dengan pembentukan kesatuan BKR Laut di berbagai daerah.

Perkembangan BKR Laut tidak berhenti di situ. Pada 5 Oktober 1945, BKR berubah menjadi Tentara Keamanan Rakyat (TKR), dan matra lautnya berganti nama menjadi Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), yang kemudian dikenal sebagai TNI AL.

Dalam rangka memperkuat operasinya, kapal-kapal peninggalan Jepang mulai diberdayakan untuk menjaga perairan Indonesia. ALRI juga melakukan operasi laut besar-besaran, termasuk menembus blokade Belanda di berbagai wilayah strategis seperti Selat Bali, Laut Cirebon, dan Laut Sibolga.

Baca: Sidang PPKI 1945 dan Keputusan Penting Pembentukan BKR

Seiring dengan perjuangan dalam Perang Kemerdekaan, ALRI mendirikan unit-unit penting seperti Corps Armada (CA), Corps Marinier (CM), dan lembaga pendidikan untuk melatih personel baru.

Setelah pengakuan kedaulatan Indonesia melalui perjanjian Konferensi Meja Bundar (KMB), ALRI semakin memperkuat kekuatannya dengan mendapatkan alutsista baru dan menyempurnakan strategi pertahanannya.

Pada tahun 1966, ALRI bertransformasi menjadi TNI Angkatan Laut, menandai babak baru dalam sejarah kemaritiman Indonesia.

Memasuki era modernisasi di tahun 1980-an dan 1990-an, TNI AL mulai membeli kapal-kapal perang modern seperti korvet kelas Parchim, kapal pendarat tank (LST) kelas Frosch, dan penyapu ranjau kelas Kondor, guna memperkuat pertahanan laut.

Penambahan alutsista ini mendukung peran strategis TNI AL dalam menjaga kedaulatan maritim Indonesia serta menjalankan tugas diplomasi laut sesuai kebijakan politik luar negeri.

Sejak berdirinya, TNI Angkatan Laut terus berkembang dan menjadi kekuatan penting dalam menjaga perdamaian, keamanan, dan kedaulatan di seluruh wilayah laut Indonesia, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI.

error: Content is protected !!