Koropak.co.id – Pemerintah Kabupaten Pangandaran menghadapi ancaman bencana gempa megathrust dan tsunami dengan berbagai upaya mitigasi dan antisipasi.
Asisten Daerah (Asda) I Kabupaten Pangandaran, Rida Nirwana, mengungkapkan bahwa pada tahun ini, Pemkab Pangandaran menerima bantuan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat untuk meningkatkan peralatan mitigasi bencana, termasuk rambu-rambu jalur evakuasi.
Bantuan tersebut mencakup sekitar 900 alat yang diharapkan dapat digunakan secara efektif oleh masyarakat Pangandaran.
Rida mengingatkan pentingnya menjaga peralatan tersebut agar tidak disalahgunakan atau dicabut oleh masyarakat. “Jangan dicabut ya,” tegasnya dalam wawancara sebagaimana dilansir dari laman Radar Tasik pada Jumat, 6 September 2024.
Sementara itu, sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) tsunami di wilayah Pangandaran saat ini telah berfungsi dengan baik meskipun jumlahnya masih terbatas. Pemeliharaan dan pengecekan alat EWS dilakukan secara rutin setiap tanggal 26.
Baca: Mengenang Gempa Besar Mengguncang Pantai Selatan Jawa 17 Juli 2006
Saat ini, Kabupaten Pangandaran memiliki lima unit EWS yang tersebar di berbagai lokasi, termasuk empat unit di Kecamatan Pangandaran, seperti Pantai Barat, Kantor Telkom, dan dua kecamatan lainnya, serta satu unit di Bojongsalawe.
Rida juga menjelaskan bahwa Pemkab Pangandaran sedang memetakan wilayah-wilayah yang berpotensi terdampak tsunami. Berdasarkan informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tidak semua wilayah Pangandaran akan terkena dampak bencana tersebut.
Selain itu, Pemkab Pangandaran secara rutin melakukan sosialisasi mitigasi bencana kepada masyarakat dan membentuk desa siaga bencana untuk meningkatkan kesiapsiagaan.
Kepala Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pangandaran, Untung Saeful Rokhman, menambahkan bahwa wilayah berpotensi terdampak gempa megathrust dan tsunami mencakup enam kecamatan. “Selain itu juga mencakup 16 desa di sepanjang garis pantai Pangandaran,” katanya.