Seni Budaya

Jaranan, Permainan Tradisional yang Menghidupkan Budaya Jawa

×

Jaranan, Permainan Tradisional yang Menghidupkan Budaya Jawa

Sebarkan artikel ini
Jaranan, Permainan Tradisional yang Menghidupkan Budaya Jawa
Doc. Foto: GNFI

KOROPAK.CO.ID – Jaranan adalah salah satu permainan tradisional yang berakar kuat dalam budaya masyarakat Jawa, terutama di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Meskipun terlihat sederhana, permainan ini lebih dari sekadar hiburan; ia merupakan bagian dari upaya melestarikan warisan budaya yang telah ada selama berabad-abad.

Kata “jaranan” berasal dari kata “jaran” dalam bahasa Jawa, yang berarti kuda. Nama ini mencerminkan esensi permainan, di mana setiap pemain akan berpura-pura menunggangi kuda-kudaan yang mereka buat sendiri.

Dalam konteks sosial, jaranan juga menjadi medium untuk memperkuat ikatan antar teman dan keluarga saat dimainkan dalam kelompok.

Jaranan bukan hanya dimainkan oleh anak-anak, tetapi juga sering ditampilkan dalam berbagai acara budaya, seperti perayaan dan upacara adat.

Dengan demikian, permainan ini berfungsi sebagai sarana untuk menyampaikan nilai-nilai dan tradisi yang telah terjaga oleh generasi sebelumnya. Melalui jaranan, nilai-nilai kebersamaan, kreativitas, dan keceriaan dapat ditransmisikan kepada generasi muda.

Sebelum memulai, para pemain harus menyiapkan “jaranan” mereka, yang bisa dibuat dari anyaman bambu atau batang dan pelepah pisang. Anyaman bambu, meskipun membutuhkan keahlian, menghasilkan kuda-kudaan yang estetik dan unik.

Bagi yang ingin segera bermain, batang pisang yang dibentuk juga dapat menjadi alternatif. Tali dari serat batang pisang berfungsi sebagai pengait, sementara lidi digunakan sebagai alat pelecut untuk menambah keseruan permainan.

Baca: Kembali Digelar, Festival Jaranan Trenggalek Dongkrak Ekonomi Masyarakat

Tidak ada aturan baku dalam permainan jaranan. Para pemain cukup menaiki kuda-kudaan mereka dan bergerak seolah-olah mengendarai kuda sungguhan.

Mereka juga dapat melecut lidi sambil menyanyikan tembang dalam bahasa Jawa, menambah nuansa keceriaan. Salah satu lirik yang sering dinyanyikan adalah:

“Jaranan, jaranan, jarane, jaran teji.
Sing nunggang dara bei.
Sing ngurung para mantra.”

Permainan berakhir ketika para pemain sepakat untuk mengakhiri sesi, biasanya setelah merasakan cukup kebahagiaan dan tawa bersama.

Sebagai bagian dari identitas budaya, penting bagi kita untuk menjaga dan melestarikan permainan tradisional jaranan agar tidak hilang oleh perkembangan zaman.

Dengan melibatkan generasi muda, kita memastikan bahwa warisan budaya ini dapat terus hidup dan memberikan makna bagi kehidupan sehari-hari.

Dalam era modern ini, jaranan menjadi pengingat akan pentingnya kebersamaan, kreativitas, dan kelestarian budaya di tengah derasnya arus globalisasi.

error: Content is protected !!