KOROPAK.CO.ID – JAKARTA – Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Indonesia telah mengambil langkah inovatif dengan mengalih-visualkan 100 judul komik dari naskah kuno Nusantara. Inisiatif ini bertujuan untuk membuat pesan-pesan dari naskah-naskah tersebut lebih mudah dipahami dan menarik bagi generasi muda.
Pelaksana Tugas Kepala Perpusnas, E Aminudin Aziz, menjelaskan bahwa langkah ini diambil karena masyarakat sering kali merasa berat saat membaca naskah kuno secara langsung.
“Kami ingin menjadikan informasi atau konten naskah ini lebih familiar bagi para pembaca,” ujarnya saat acara Gemilang Perpustakaan 2024 di Balai Sudirman, Jakarta.
Aminudin menekankan bahwa pengolahan naskah menjadi komik dilakukan oleh para penulis kreatif untuk membuatnya lebih komunikatif. Diharapkan, dengan pendekatan ini, anak-anak muda akan lebih bergairah untuk membaca.
Ke depan, Perpusnas berencana untuk mengembangkan alih media ke bentuk lainnya, seperti film pendek dan animasi. “Kami mengemas cerita rakyat untuk dijadikan video berbahasa daerah atau animasi, dan sambutan masyarakat sangat positif,” tambahnya.
Aminudin juga mengungkapkan tantangan yang dihadapi dalam pembudayaan membaca dan peningkatan literasi masyarakat, yaitu kurangnya koordinasi antara pusat dan daerah dalam pelaksanaan kegiatan literasi.
Baca: 44 Tahun Merajut Asa: Perayaan HUT Perpusnas RI
“Hambatan terbesar selama saya menakhodai Perpusnas adalah ketika kita menyatakan ingin meningkatkan kemampuan membaca bersama, tetapi ini seringkali belum dikerjakan secara kolektif,” tuturnya.
Meskipun menghadapi tantangan tersebut, Perpusnas baru saja meraih penghargaan UNESCO/Jikji Memory of the World Prize edisi ke-10 tahun 2024 atas dedikasinya dalam melestarikan naskah Nusantara selama dua dekade terakhir.
Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, mengapresiasi prestasi ini dan menekankan pentingnya manuskrip sebagai jendela untuk memahami sejarah dan budaya.
“Upaya kolektif kita untuk meningkatkan pelestarian dan aksesibilitas terhadap warisan dokumenter harus terus berlanjut,” ungkap Audrey.
Dengan prestasi ini, Perpusnas menjadi lembaga kesepuluh yang menerima Jikji Prize, sekaligus yang pertama dari Indonesia. Upaya untuk mengalihkan naskah kuno menjadi komik adalah langkah signifikan dalam menjembatani generasi muda dengan kekayaan budaya yang ada.