Muasal

Sejarah 27 Oktober 1928, Kongres Pemuda II Dimulai di Lapangan Banteng

×

Sejarah 27 Oktober 1928, Kongres Pemuda II Dimulai di Lapangan Banteng

Sebarkan artikel ini
Sejarah 27 Oktober 1928, Kongres Pemuda II Dimulai di Lapangan Banteng

KOROPAK.CO.ID – Pada 27 Oktober 1928, Kongres Pemuda II mengadakan rapat awal di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond di Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng), menandai dimulainya peristiwa besar dalam sejarah Indonesia.

Acara ini diprakarsai oleh Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPPI) yang mengusung misi persatuan nasional melalui serangkaian kongres yang dimulai sejak tahun 1926.

Di bawah kepemimpinan Sugondo Djojopuspito, kongres ini bertujuan memperkuat semangat kebangsaan di antara pemuda dari berbagai penjuru Indonesia, yang kelak dikenal sebagai tonggak awal lahirnya Sumpah Pemuda.

Rangkaian rapat di Kongres Pemuda Kedua ini tidak hanya berfokus pada ikrar kebangsaan, tetapi juga mencakup pandangan penting tentang persatuan dan pendidikan.

Pada hari pertama, Muhammad Yamin memaparkan gagasannya tentang lima faktor penguat persatuan Indonesia: sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan yang kuat.

Hari kedua kongres bertempat di Gedung Oost-Java Bioscoop, di mana Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro menyampaikan pentingnya pendidikan kebangsaan yang demokratis dan berimbang antara lingkungan sekolah dan keluarga.

Baca: Kongres Pemuda II: Saksi Deklarasi Sumpah Pemuda dan Berkumandangnya “Indonesia Raya” di Gedung Kramat 106

Pada rapat penutupan, yang digelar di Gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, Sunario berbicara tentang nasionalisme, demokrasi, dan nilai-nilai kedisiplinan dalam gerakan kepanduan. Ramelan kemudian menekankan peran gerakan kepanduan dalam membina karakter bangsa.

Menutup acara dengan meriah, Wage Rudolf Supratman memperdengarkan lagu “Indonesia Raya” menggunakan biolanya. Tanpa syair, lagu ini tetap menggema dan membangkitkan semangat nasionalisme, diikuti oleh seluruh hadirin dengan penuh antusias.

Hasil kongres yang diucapkan sebagai ikrar persatuan menjadi Sumpah Pemuda, yang dikenang hingga kini sebagai simbol komitmen kebangsaan.

Sumpah ini merupakan puncak aspirasi dari pemuda-pemuda Indonesia yang hadir dari berbagai organisasi, seperti Jong Java, Jong Celebes, Jong Ambon, hingga Pemuda Kaum Betawi.

Keberagaman asal mereka tidak menjadi halangan untuk bersatu dalam ikrar Sumpah Pemuda yang merangkum tekad dan harapan mereka demi terciptanya sebuah negara merdeka: Indonesia.

error: Content is protected !!