KOROPAK.CO.ID – Di wilayah Banyumas, Jawa Tengah, sejarah kesenian berkembang dengan kaya dan unik. Salah satu kesenian yang bertahan kuat adalah kesenian lengger dengan calung sebagai instrumen khasnya, yang puncak popularitasnya terjadi di era 1980-an.
Calung Banyumasan, berbeda dari calung Sunda, memiliki karakteristik nada, teknik pembuatan, serta cara memainkannya yang unik. Bambu wulung menjadi bahan utama calung Banyumasan. Bentuknya menyerupai gamelan dan dimainkan dengan cara dipukul.
Hadi Sumarto Sukendar, seorang maestro calung yang telah berkarya selama lebih dari 40 tahun, memainkan peran penting dalam menciptakan instrumen berkualitas di Banyumas. Sukendar mendirikan grup calung “Langen Budaya” pada tahun 1977, yang kini menjadi ikon budaya Banyumas.
Sukendar paham betul seluk-beluk pembuatan calung. Prosesnya, mulai dari pemilihan hingga pengeringan bambu, dapat memakan waktu lima bulan. Ada kriteria khusus dalam memilih bambu: suara yang dihasilkan harus “kemlunthung”, tidak sekadar “thek thek”.
Baca: Mengenang Wieteke van Dort, Penyanyi Belanda yang Menggugah Indonesia
Dalam hal ini, waktu penebangan bambu pun dipilih dengan sangat hati-hati, mengikuti pranata mangsa Jawa agar bambu terhindar dari hama. Waktu terbaik untuk menebang adalah pada “mangsa tua”, sekitar bulan ketujuh hingga dua belas dalam kalender Jawa, ketika bambu lebih kering dan padat.
Penebangan pun hanya dilakukan pada hari-hari tertentu seperti Pahing dan Pon, dengan pengecualian khusus hari Sabtu Pon yang dipercaya kurang baik. Setelah ditebang, bambu disimpan selama beberapa bulan di tempat teduh, lalu dipotong dan dihaluskan sebelum siap untuk dimainkan.
Tidak hanya piawai membuat, Sukendar juga menguasai permainan calung dan kendang, menjadikannya sosok legendaris dalam dunia musik tradisional Banyumas. Suara calung baginya adalah panggilan jiwa, yang membawa ketenangan dan menghubungkan dirinya dengan akar budaya Banyumas.
Kesenian calung tidak hanya menjadi alat musik, tetapi juga warisan budaya yang mendalam, menjelma bagian penting dari jiwa dan kehidupan Hadi Sumarto Sukendar serta masyarakat Banyumas.