Seni Budaya

Menguak Keunikan Pakaian Adat Bugis-Makassar

×

Menguak Keunikan Pakaian Adat Bugis-Makassar

Sebarkan artikel ini
Menguak Keunikan Pakaian Adat Bugis-Makassar
Doc. Foto: Pinterest

KOROPAK.CO.ID – Dari Sabang sampai Merauke, Indonesia menyimpan keberagaman budaya yang terhampar luas dalam setiap aspek kehidupan masyarakatnya.

Di antara kekayaan ini, Sulawesi Selatan berdiri kokoh dengan dua suku yang sering kali disamakan tetapi menyimpan identitas berbeda: Bugis dan Makassar.

Meski serupa dalam beberapa tradisi, keduanya bagaikan dua sisi mata uang, masing-masing memiliki sejarah, bahasa, dan adat yang khas.

Dari antara berbagai tradisi unik, pakaian adat Bugis-Makassar adalah salah satu yang paling mencolok. Warna-warna berani seperti kuning, hijau, merah, hingga merah muda berpadu membentuk pakaian adat yang kaya simbol dan makna.

Tampilannya mengingatkan pada keanggunan Timur, dihiasi aksesori pelengkap yang menggambarkan warisan budaya setempat.

Baju Bodo untuk Wanita:

Baju bodo merupakan salah satu pakaian tertua di Nusantara, sudah dipakai sejak berabad-abad lalu oleh para perempuan Sulawesi Selatan. Berbentuk persegi dengan lengan pendek, baju ini awalnya dikenakan tanpa penutup dada.

Baca: Baju Bodo, Eloknya Pesona Busana Adat Klasik Masyarakat Suku Bugis

Namun, seiring kedatangan Islam, baju bodo dimodifikasi agar sesuai dengan syariat, ditambah dalaman untuk menjaga kesopanan. Uniknya, warna baju bodo pada zaman dahulu menandakan usia dan status sosial pemakainya:

– Jingga untuk anak perempuan di bawah usia 10 tahun.
– Jingga dan merah bagi gadis muda berusia 10 hingga 14 tahun.
– Merah untuk remaja dan wanita muda berusia 17 hingga 25 tahun.
– Putih dikenakan oleh dukun atau pembantu.
– Hijau melambangkan status bangsawan.
– Ungu khusus untuk wanita yang telah menjanda.

Saat ini, aturan warna tersebut tidak lagi ketat, dan berbagai usia serta status bebas memilih warna baju bodo sesuai keinginan.

Baju Jas Tutu’ untuk Laki-Laki:

Bagi para pria, baju jas tutu’ adalah pakaian adat utama yang dikenakan dengan penuh kehormatan. Jas ini berwarna hitam, berkerah, dengan panjang lengan yang tertutup rapat. Kancingnya terbuat dari emas atau perak, menambah kemewahan dan menunjukkan status.

Baju jas tutu’ biasanya dikenakan bersama celana kain hitam dan lipa sabbe, sarung sutra cerah yang juga melengkapi baju bodo. Tak ketinggalan, songkok recca – anyaman rotan dan benang sutra berwarna emas menambah keanggunan keseluruhan busana.

Pakaian adat Bugis dan Makassar bukan hanya cerminan estetika, tetapi juga kebanggaan dan nilai-nilai luhur yang diwariskan lintas generasi, menyiratkan identitas dan sejarah yang tak lekang oleh waktu.

error: Content is protected !!