Muasal

Kisah Benteng Nieuw Victoria, Saksi Bisu Gagalnya Deklarasi RMS

×

Kisah Benteng Nieuw Victoria, Saksi Bisu Gagalnya Deklarasi RMS

Sebarkan artikel ini
Kisah Benteng Nieuw Victoria, Saksi Bisu Gagalnya Deklarasi RMS
Doc. Foto: Wikipedia

KOROPAK.CO.ID – Peristiwa ini bermula dari deklarasi kemerdekaan Republik Maluku Selatan (RMS) yang diproklamasikan oleh Dr. Robert Steven Soumokil pada 25 April 1950. Proklamasi ini menjadi puncak dari gerakan separatisme yang menginginkan kemerdekaan Maluku dari Indonesia.

Dalam upaya untuk mempertahankan kesatuan Indonesia, Presiden Soekarno memerintahkan operasi militer untuk meredam RMS dan memastikan Maluku tetap berada di bawah pemerintahan Republik Indonesia.

Militer Indonesia pun dikerahkan, dan pada awal November 1950, mereka berhasil mendarat di Ambon, pusat perlawanan RMS. Salah satu titik krusial dalam operasi ini adalah perebutan Benteng Nieuw Victoria pada 3 November 1950.

Setelah pertempuran sengit, pasukan Indonesia berhasil menguasai benteng ini, menandai titik balik dalam upaya menggulingkan RMS. Kemenangan di Benteng Nieuw Victoria akhirnya mengakhiri gerakan separatis RMS, dan Maluku tetap berada dalam wilayah Indonesia.

Benteng Nieuw Victoria, yang berlokasi di Desa Uritetu, Kecamatan Sirimau, Ambon, Provinsi Maluku, memiliki sejarah panjang sebelum peristiwa ini.

Benteng ini awalnya dibangun oleh Portugis pada tahun 1575 dan diberi nama Nossa Senhora da Anunciada, nama yang diberikan sesuai dengan Hari Kenaikan Isa Almasih (Anunciada) yang bertepatan dengan peletakan batu pertamanya.

Baca: Maluku dan Semangat Merdeka dalam Perebutan Benteng Victoria 1950

Namun, pada tahun 1605, benteng ini direbut oleh Belanda di bawah komando Laksamana Steven van der Hagen, dan namanya diubah menjadi Benteng Victoria.

Benteng ini kemudian mengalami renovasi besar akibat gempa yang melanda Ambon, sehingga namanya kembali diubah menjadi ‘Nieuw Victoria’ untuk menandakan bentuk benteng yang telah diperbarui.

Dibangun dengan arsitektur khas kolonial, Benteng Nieuw Victoria menggunakan bahan-bahan seperti batu bata, kapur, dan batu alam. Benteng ini memiliki dua gerbang utama—satu menghadap ke laut dan yang lainnya mengarah ke daratan.

Gerbang laut tersebut memiliki posisi strategis yang berhadapan langsung dengan dermaga, menjadikannya pusat penting bagi aktivitas perdagangan rempah-rempah saat itu.

Dermaga ini berfungsi sebagai tempat ekspor rempah-rempah yang diekspor dari Ambon hingga ke pasar Eropa, menjadikan benteng ini bukan hanya sebagai bangunan pertahanan tetapi juga sebagai pusat perdagangan yang vital pada masa kolonial.

error: Content is protected !!