Muasal

Perjalanan 67 Tahun Pendidikan Perwira, Dari Militaire Academie hingga Akmil

×

Perjalanan 67 Tahun Pendidikan Perwira, Dari Militaire Academie hingga Akmil

Sebarkan artikel ini
Perjalanan 67 Tahun Pendidikan Perwira, Dari Militaire Academie hingga Akmil
Doc. Foto: erakini

KOROPAK.CO.ID – Pada hari ini, Senin, 11 November 2024, Akademi Militer (Akmil) memperingati Hari Ulang Tahun yang ke-67.

Sebagai lembaga pendidikan TNI Angkatan Darat yang terletak di Magelang, Jawa Tengah, Akmil memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan perkembangan institusi militer Indonesia.

Kilas balik sejarah Akmil bermula dari pendirian Militaire Academie (MA) Yogyakarta pada 31 Oktober 1945, yang didirikan berdasarkan perintah Kepala Staf Umum Tentara Keamanan Rakyat, Letnan Jenderal TNI Urip Sumoharjo.

MA Yogyakarta dirancang untuk mendidik calon perwira TNI. Namun, pada 1950, setelah meluluskan dua angkatan, MA Yogyakarta ditutup sementara karena alasan teknis. Angkatan ketiga pun dipindahkan untuk melanjutkan pendidikan di KMA Breda, Nederland.

Pada saat yang sama, berbagai sekolah perwira darurat didirikan di sejumlah daerah seperti Malang, Salatiga, dan Tangerang, guna memenuhi kebutuhan TNI Angkatan Darat yang berkembang pesat.

Pada 1951, dua sekolah militer juga didirikan di Bandung, yaitu Sekolah Perwira Genie Angkatan Darat, yang kemudian berubah menjadi ATEKAD pada 1956, serta Pusat Pendidikan Perwira Angkatan Darat (P3AD).

Seiring waktu, kesadaran akan pentingnya memiliki sebuah akademi militer terpusat semakin berkembang di kalangan pimpinan TNI AD. Gagasan ini pertama kali diungkapkan oleh Menteri Pertahanan pada 1952 dalam sebuah sidang parlemen.

Baca: Akmil Magelang, Pusat Sejarah dan Semangat Perjuangan Bangsa

Setelah melalui berbagai proses, pada 11 November 1957, Presiden Sukarno meresmikan pembukaan kembali Akademi Militer Nasional (AMN) di Magelang, yang merupakan kelanjutan dari MA Yogyakarta. Taruna yang mendaftar pada tahun tersebut kemudian menjadi Taruna AMN angkatan ke-4.

Perkembangan selanjutnya terjadi pada 1961, ketika Akademi Militer Nasional Magelang diintegrasikan dengan ATEKAD Bandung menjadi Akademi Militer Nasional yang berkedudukan di Magelang.

Pada 16 Desember 1965, seluruh Akademi Angkatan di Indonesia digabungkan menjadi Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI).

Seiring dengan reorganisasi ABRI pada 1967, AKABRI di Magelang dibagi menjadi dua bagian: AKABRI Bagian Umum dan AKABRI Bagian Darat. AKABRI Bagian Darat kemudian mendidik para taruna mulai dari tingkat II hingga IV.

Pada 29 September 1979, AKABRI Udarat berubah nama menjadi AKABRI Bagian Darat. Lalu, pada 14 Juni 1984, nama AKABRI Bagian Darat akhirnya diganti menjadi Akademi Militer (Akmil), tanpa embel-embel “Nasional” lagi, menandakan evolusi signifikan dalam struktur pendidikan militer di Indonesia.

Seiring dengan terpisahnya Polri dari ABRI pada 1 April 1999, AKABRI pun bertransformasi menjadi Akademi TNI, yang kini terdiri dari tiga bagian: AKMIL (Angkatan Darat), AAL (Angkatan Laut), dan AAU (Angkatan Udara).

Sebagai salah satu institusi pendidikan tertua dan terpenting di Indonesia, Akmil terus berkomitmen dalam menghasilkan perwira-perwira terbaik yang siap membela bangsa dan negara.

error: Content is protected !!