Actadiurna

Soft Diplomasi, Indonesia Hadirkan Kuliner Nusantara di COP29

×

Soft Diplomasi, Indonesia Hadirkan Kuliner Nusantara di COP29

Sebarkan artikel ini
Soft Diplomasi, Indonesia Hadirkan Kuliner Nusantara di COP29
Doc. Foto: Pikiran Rakyat

KOROPAK.CO.ID – Paviliun Indonesia di konferensi tahunan Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa (COP) ke-29 hadir dengan pendekatan unik: memadukan diplomasi lingkungan dengan kekayaan budaya Nusantara.

Mengambil lokasi di Baku Olympic Stadium, Paviliun Indonesia menarik perhatian lewat penampilan tarian tradisional dan hidangan khas, menunjukkan wajah Indonesia yang ramah sekaligus berkomitmen pada aksi iklim global.

“Paviliun ini menjadi ajang diplomasi lunak, memperkenalkan strategi, inovasi, dan aksi iklim Indonesia ke panggung internasional,” ujar Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol dalam pernyataan di sela kegiatan, Selasa (12/11/2024).

Selain memaparkan aksi konkret Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim, Paviliun Indonesia juga membuka ruang bagi pertukaran ide dan kemitraan internasional yang mendukung ketahanan iklim regional.

Dalam programnya, paviliun menggelar beragam sesi, termasuk temu wicara yang mengupas kemajuan aksi iklim Indonesia, sesi kolaborasi lintas negara, bincang dengan tokoh internasional, dan ruang pertemuan bilateral.

Penanggung jawab Paviliun Indonesia, Agus Junianto, menjelaskan bahwa soft diplomacy berbasis budaya menjadi daya tarik tersendiri. Selain negosiasi, pendekatan budaya ini mengundang perhatian para delegasi yang penasaran ingin merasakan suasana Indonesia melalui seni tari dan kuliner.

“Budaya adalah jalan pintas yang efektif memperkenalkan Indonesia. Paviliun selalu ramai, pengunjung sering ikut menari, seperti yang terjadi pada COP28 di Dubai,” kata Agus.

Baca: Paviliun Indonesia Semarakkan Festival dell’Oriente Roma

Paviliun Indonesia kali ini juga menghadirkan tujuh kegiatan utama, mulai dari sesi diskusi hingga pameran visual. Sesi temu wicara pada COP29 berjumlah 44 sesi, lebih sedikit dibandingkan COP28 yang menggelar 77 sesi, karena jadwal pavilion yang kini berakhir pukul 18.00 waktu setempat, lebih awal dibandingkan Dubai.

Tarian tradisional menjadi atraksi utama Paviliun Indonesia di Azerbaijan. Pada pembukaan, Senin (11/11), Tari Kembang Kipas khas Betawi memeriahkan acara yang diresmikan oleh Utusan Khusus Presiden RI untuk COP29, Hashim S. Djojohadikusumo.

Para penari juga membawakan tari Poco-Poco dan Maumere, turut melibatkan delegasi asing yang hadir. Kehangatan khas Indonesia juga tampak pada sajian kuliner Nusantara, di antaranya dadar gulung, bakwan, dan kue-kue tradisional lainnya yang dihidangkan di sela-sela diskusi.

Menurut Rio Ricardo, Country Manager SiteMinder, riset berbasis data di sektor perhotelan menunjukkan bahwa wisatawan Indonesia kini lebih tertarik pada akomodasi yang ramah lingkungan.

“Kami berharap wawasan ini bisa terus membantu mengembangkan infrastruktur pariwisata yang semakin mengedepankan kelestarian lingkungan di tengah upaya diplomasi global,” harap Rio.

COP29 menjadi langkah strategis bagi Indonesia untuk menonjolkan diplomasi berbasis budaya dalam mendukung aksi iklim dan keberlanjutan.

error: Content is protected !!