Memoar

Joan van Hoorn, Gubernur Jenderal VOC yang Kaya Raya lewat Korupsi

×

Joan van Hoorn, Gubernur Jenderal VOC yang Kaya Raya lewat Korupsi

Sebarkan artikel ini
Joan van Hoorn, Gubernur Jenderal VOC yang Kaya Raya lewat Korupsi
Doc. Foto: VOI

KOROPAK.CO.ID – Joan van Hoorn, yang lahir pada 16 November 1653, adalah Gubernur-Jenderal Hindia Belanda yang ke-17, menjabat dari tahun 1704 hingga 1709.

Di bawah kepemimpinannya, seperti banyak pemimpin VOC lainnya, Van Hoorn lebih dikenal karena praktik korupsi yang terus berlangsung, bahkan setelah ia pensiun. Kepemimpinan ini, meski tampak menjanjikan, ternyata meninggalkan jejak gelap dalam sejarah VOC.

Lahir dari keluarga yang berpengaruh, ayahnya, Pieter van Hoorn, yang menjabat sebagai Dewan Hindia, membuka banyak pintu bagi karier Van Hoorn di VOC. Kariernya berkembang pesat, dimulai dari asisten muda hingga mencapai puncaknya sebagai Gubernur-Jenderal VOC pada 15 Agustus 1704.

Namun, di balik pencapaian tersebut, Van Hoorn dikenal lebih karena kemampuannya dalam memanfaatkan kekuasaan untuk kepentingan pribadi. Ia terlibat dalam praktek korupsi yang besar, yang membuatnya sangat kaya, meski gaji resminya sebagai gubernur jenderal sangatlah kecil.

Pada tahun 1704, Van Hoorn menggantikan mertuanya, Willem van Outhoorn, sebagai Gubernur-Jenderal VOC, sebuah posisi yang didapatkan lewat nepotisme.

Selama lima tahun masa jabatannya, Van Hoorn mengumpulkan kekayaan yang luar biasa, yakni sekitar 10 juta gulden, suatu jumlah yang sangat besar untuk masa itu. Gaji resminya, yang hanya sekitar 700 gulden per bulan, tidak sebanding dengan jumlah kekayaan yang berhasil ia kumpulkan.

Baca: Hendrik Brouwer, Gubernur Jenderal VOC yang Ubah Peta Pelayaran Hindia Belanda

Setelah merasa cukup lama memimpin, Van Hoorn mengundurkan diri pada Maret 1708 dan kembali ke Belanda pada tahun 1709 dengan status sebagai jutawan. Ia menunjuk mertuanya, Abraham van Riebeeck, sebagai penggantinya.

Meskipun mengundurkan diri, perjalanan hidup Van Hoorn tak berakhir dengan bahagia. Kondisinya semakin memburuk di Belanda, dan ia akhirnya meninggal dunia pada 21 Februari 1711.

Van Hoorn, yang semasa hidupnya dikenal penuh kemewahan, meninggal dengan didampingi seorang tabib pribadi, seorang sinshe China, yang membantunya selama masa-masa terakhir hidupnya.

Sebagai salah satu figur yang mencoreng sejarah VOC, kepemimpinan Van Hoorn menggambarkan praktik korupsi yang meluas di kalangan pejabat Belanda, serta bagaimana kekuasaan bisa disalahgunakan untuk kepentingan pribadi.

Meskipun ia dikenang sebagai seorang Gubernur-Jenderal yang kaya raya, perjalanan kariernya juga mencerminkan sisi gelap dari kekuasaan kolonial yang berakar dalam sistem korupsi dan nepotisme.

error: Content is protected !!