KOROPAK.CO.ID – LUMAJANG – Krecek Rebung, kuliner tradisional khas Lumajang, Jawa Timur, resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia oleh Menteri Kebudayaan Republik Indonesia. Keputusan ini tidak hanya menjadi kebanggaan lokal, tetapi juga menegaskan kekayaan budaya Lumajang di kancah nasional.
Hidangan ini memiliki akar yang dalam di masyarakat Pasrujambe, Lumajang. Sejak dahulu, Krecek Rebung telah menjadi bagian dari tradisi kuliner daerah tersebut. Dibuat dari rebung (bambu muda) jenis jajang atau petung, proses pembuatannya sangat khas.
Rebung direbus selama 2-3 jam, dipotong kecil-kecil, ditusuk menyerupai sate, dan diasapi menggunakan metode tradisional di atas tungku. Proses pengasapan ini bisa memakan waktu hingga dua bulan, menjadikannya lambang ketekunan dan nilai budaya yang mendalam.
Rahasia kelezatan Krecek Rebung terletak pada proses pengasapan tradisionalnya. Lamanya pengasapan memengaruhi kualitas rasa dan ketahanan bahan.
Setelah siap, hidangan ini biasanya diolah dengan santan dan bumbu opor, lalu disajikan bersama lontong, sambal petis, bubuk kedelai, dan telur goreng. Rasa yang khas membuatnya berbeda dari olahan serupa di daerah lain.
Baca: Menggali Sejarah Mengapa Lumajang Dijuluki Kota Pisang
Menurut Nugraha Yudha, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lumajang, penetapan ini adalah pengakuan atas nilai sejarah dan tradisi yang melekat pada Krecek Rebung. “Ini bukan hanya soal makanan, tetapi juga bukti bahwa budaya lokal kita adalah aset yang harus dilestarikan,” ujarnya.
Selain menjadi kebanggaan, Krecek Rebung kini menjadi peluang ekonomi. UMKM di Lumajang didorong untuk membawa hidangan ini ke pasar nasional dan internasional. “Ini adalah simbol identitas lokal sekaligus potensi ekonomi besar bagi masyarakat Lumajang,” tambah Nugraha.
Lukman, seorang pembuat Krecek Rebung di Desa Pasrujambe, berharap generasi muda lebih mencintai dan menjaga tradisi ini. “Proses tradisional ini adalah warisan yang tidak boleh punah,” katanya.
Melalui pengakuan ini, Krecek Rebung Lumajang telah membuktikan bahwa warisan budaya tidak hanya sekadar tradisi, tetapi juga identitas yang mampu membawa daerah ke panggung dunia.