KOROPAK.CO.ID – Istilah ultras pertama kali muncul dalam dunia sepak bola Italia pada era 1960-an hingga awal 1970-an. Pada masa itu, kelompok suporter yang mengorganisir diri dengan semangat fanatisme lahir sebagai bentuk perlawanan terhadap komersialisasi dan kapitalisme dalam sepak bola.
Mereka tidak sekadar mendukung klub, tetapi juga membawa identitas yang terhubung dengan ideologi politik tertentu. Simbol-simbol seperti swastika (sayap kanan) atau palu arit (sayap kiri) menjadi bagian ekspresi dari kelompok-kelompok ultras.
Dengan keunikan ini, ultras menciptakan gerakan yang melampaui sekadar mendukung klub, tetapi juga sebagai manifestasi sosial dan politik. Dalam perkembangannya, kelompok ultras tidak lagi eksklusif di Italia.
Fenomena ini menyebar ke seluruh dunia, termasuk ke wilayah yang tradisi sepak bolanya belum kuat. Keberadaan ultras menjadi simbol dari fanatisme terorganisir yang khas, kadang kontroversial, tetapi tak dapat diabaikan dalam budaya sepak bola global.
Di Indonesia, fenomena ultras mulai mendapatkan perhatian lebih besar dalam beberapa tahun terakhir, khususnya melalui kehadiran Ultras Garuda, kelompok suporter yang mendukung Timnas Indonesia.
Ultras Garuda terbentuk pada 2018 sebagai gabungan dari berbagai suporter klub di Indonesia. Dengan semangat persatuan, mereka meninggalkan atribut klub masing-masing untuk bersama-sama mendukung Timnas. Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) menjadi basis aksi mereka, terutama dalam laga-laga penting Timnas Indonesia.
Baca: Sejarah La Grande Indonesia dan 12 Tahun Cinta untuk Garuda
Kelompok ini menonjol melalui koreografi kreatif dan nyanyian yang menggema di stadion. Dalam pertandingan melawan Jepang pada matchday kelima Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia, Ultras Garuda mencuri perhatian.
Mereka menampilkan koreografi epik yang menggambarkan kemenangan legendaris Indonesia atas Jepang dengan skor 7-0, seraya menyuarakan harapan, “Jangan lupakan ini, kami percaya itu akan terulang lagi.”
Ultras Garuda tidak sendiri. Dalam laga Timnas Indonesia, mereka berbagi tribune dengan kelompok lain seperti Forza Indonesia, La Grande Indonesia, dan One Soul One Nation. Meskipun berbeda kelompok, tujuan mereka satu: memberikan dukungan maksimal bagi Timnas.
Sebagai fenomena global, ultras dikenal melalui keberanian, kreativitas, dan fanatisme yang melampaui batas. Beberapa kelompok, seperti di Eropa, dikenal karena koreografi megah mereka, sementara yang lain mencuat melalui aksi-aksi ekstrem yang kerap memicu kontroversi.
Namun, di tengah berbagai persepsi, kehadiran ultras di Indonesia menunjukkan bahwa dukungan terhadap sepak bola bisa menjadi simbol persatuan dan kebanggaan nasional. Ultras Garuda adalah bukti bahwa semangat sepak bola dapat menyatukan perbedaan, membawa suara suporter dalam harmoni untuk satu tujuan: kejayaan Timnas Indonesia.