KOROPAK.CO.ID – Plastik, bahan yang kini tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari, memiliki sejarah panjang yang dimulai sejak pasca-revolusi industri. Sebelum adanya plastik, industri sangat bergantung pada bahan-bahan alami seperti kayu, logam, dan batu.
Meskipun mudah didapat, bahan-bahan alami ini memiliki keterbatasan dalam hal keberlanjutan, pengolahan, dan ketahanan. Oleh karena itu, ilmuwan mulai mencari solusi untuk menciptakan bahan sintetis yang lebih praktis dan efisien. Plastik, dengan sifatnya yang ringan, murah, dan tahan lama, muncul sebagai jawaban dari kebutuhan tersebut.
Penemuan plastik dimulai pada tahun 1862, ketika ilmuwan asal Inggris, Alexander Parkes, menciptakan plastik pertama yang terbuat dari selulosa organik, yang kemudian dikenal sebagai “Parkesin”. Pada masa itu, plastik ini digunakan untuk membuat berbagai barang seperti gagang pisau, sisir, dan kancing.
Namun, penemuan penting berikutnya datang pada tahun 1869 dari John Wesley Hyatt, seorang penemu asal Amerika. Hyatt menciptakan plastik pertama yang terbuat dari polimer, bahan utama yang digunakan dalam pembuatan plastik modern.
Plastik hasil temuan Hyatt ini dibuat dari pengolahan selulosa kapas dan kapur barus, dan awalnya ditujukan untuk menggantikan gading gajah yang semakin langka.
Pada tahun 1907, penemuan revolusioner lainnya datang dari Leo Baekeland, penemu Belgia-Amerika, yang menciptakan “Bakelite”, plastik pertama yang sepenuhnya sintetis, tanpa mengandung unsur molekul dari bahan alam. Penemuan ini membuka jalan bagi perkembangan pesat industri plastik di seluruh dunia.
Setelah itu, berbagai jenis plastik baru ditemukan, seperti polystyrene pada 1929, polyester pada 1930, PVC dan polyethylene pada 1933, dan nilon pada 1935.
Baca: Inovasi Plastik: Kisah Penemuan Seluloid pada 6 April 1869
Perkembangan plastik semakin pesat pada masa Perang Dunia II, ketika industri plastik mengalami lonjakan produksi. Plastik digunakan secara luas untuk keperluan militer, seperti parasut, tali, pelindung tubuh, dan lapisan helm. Di Amerika Serikat, produksi plastik bahkan meningkat hingga 300% selama perang.
Setelah Perang Dunia II, plastik mulai menyebar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Di Indonesia, plastik mulai dikenal pada awal 1950-an. Pada masa itu, pemerintah Indonesia mulai mendirikan pabrik-pabrik yang memproduksi barang berbahan plastik, dengan bahan baku yang diimpor dari Belanda dan Amerika Serikat.
Distribusi barang dan bahan baku plastik yang lancar, berkat globalisasi, mempercepat produksi barang-barang plastik di Indonesia. Masyarakat pun mulai mengadopsi plastik dalam kehidupan sehari-hari, memilihnya karena harga yang murah, kemudahan pemakaian, serta daya tahan yang luar biasa.
Pada masa 1950-an, plastik sudah digunakan untuk berbagai keperluan seperti peralatan rumah tangga, mainan anak-anak, kemasan makanan, dan sebagainya. Keberagaman bentuk dan warna plastik, ditambah dengan sifatnya yang ringan dan praktis, membuatnya menjadi bahan yang populer.
Hingga kini, penggunaan plastik terus berkembang pesat dan menjadi bagian yang sangat penting dalam kehidupan kita, meskipun juga membawa tantangan besar dalam hal pengelolaan limbah dan dampak terhadap lingkungan.
Seiring dengan perjalanannya, plastik telah menjelma menjadi bahan yang tak terpisahkan dari berbagai sektor industri dan kehidupan sehari-hari. Sebuah penemuan yang berawal dari kebutuhan industri kini menjadi bagian dari dunia modern, dengan segala manfaat dan tantangannya.