Muasal

Menelusuri Sejarah Penetapan Hari Jadi Kabupaten Selayar

×

Menelusuri Sejarah Penetapan Hari Jadi Kabupaten Selayar

Sebarkan artikel ini
Menelusuri Sejarah Penetapan Hari Jadi Kabupaten Selayar
Doc. Foto: selayarnews.com

KOROPAK.CO.ID – Hari Jadi Selayar, yang diperingati setiap tanggal 29 November, bukan hanya sekadar tanggal dalam kalender, melainkan sebuah perjalanan panjang yang menghubungkan sejarah dan semangat perjuangan masyarakat Selayar.

Penetapan hari jadi ini melalui berbagai upaya panjang yang dimulai sejak 1992 dan melibatkan berbagai pihak dari generasi muda hingga pejabat daerah.

Pada bulan Oktober 1992, gagasan untuk merumuskan Hari Jadi Selayar muncul melalui Sarasehan “Sidemporang Ada’”, yang digelar oleh organisasi pemuda DPD II KNPI bekerjasama dengan Pemda TK II Selayar.

Namun, hasil dari pertemuan ini sempat terhenti tanpa tindak lanjut hingga akhirnya, pada masa kepemimpinan Bupati Selayar, Drs. H. M. Akib Patta, upaya ini kembali diangkat.

Gagasan untuk menetapkan Hari Jadi Selayar akhirnya mendapat perhatian besar dan mendorong terbentuknya sebuah panitia perumusan yang bekerja keras untuk mengumpulkan semua elemen masyarakat dalam merumuskan hari yang bersejarah ini.

Pada 22-23 November 1996, pertemuan daerah yang dihadiri sekitar 300 peserta berhasil menyatukan berbagai pihak—tokoh agama, pemerintah daerah, organisasi massa, hingga masyarakat Selayar yang berada di luar daerah.

Baca: Sejarah 14 Agustus 1950, Hari Jadi Provinsi Kalimantan Selatan

Diskusi panjang yang penuh dinamika ini melahirkan kesepakatan untuk memilih tanggal 29 November 1605 sebagai Hari Jadi Selayar, yang dirasa sangat signifikan mengingat peran penting tanggal tersebut dalam sejarah bangsa.

Pentingnya tanggal ini tak lepas dari peristiwa bersejarah pada 29 November 1945, ketika terjadi pelucutan kekuasaan Belanda dan pengambilalihan kantor pemerintah oleh sekelompok pemuda, yang kemudian mengibarkan Bendera Merah Putih di Tanah Selayar. Peristiwa ini menandai berdirinya negara Republik Indonesia secara de facto di Selayar.

Selain itu, penetapan tahun 1605 sebagai hari jadi Selayar merujuk pada awal mula masuknya agama Islam ke wilayah ini, yang dibawa oleh Datuk Ribandang. Saat itu, Raja Gantarang (sekarang Gantarang Lala Bata) masuk Islam dan menerima gelar Sultan Alauddin.

Ini menjadi tonggak awal kesadaran masyarakat Selayar dalam bersatu padu, yang tercermin dalam moto daerah “Mapan Mandiri” (Menata Arah Masa Depan Masyarakat Adil dan Makmur di Bawah Ridha Ilahi) dan Mars Kabupaten Selayar yang menggugah semangat persatuan untuk membangun daerah.

Hari Jadi Selayar menjadi simbol penting bagi masyarakat, dan pada akhirnya dituangkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Selayar Nomor 3 Tahun 1996 sebagai penetapan resmi tanggal 29 November 1605 sebagai Hari Jadi Selayar.

error: Content is protected !!