KOROPAK.CO.ID – Tanggal 12 Desember 2006 menjadi salah satu momen duka yang membekas dalam ingatan para penggemar musik Indonesia. Pada hari itu, Alda Risma, seorang penyanyi berbakat dan aktris multitalenta, meninggalkan dunia dalam keadaan tragis.
Meskipun telah 18 tahun berlalu, sosok Alda tetap menjadi bagian penting dari sejarah industri hiburan Tanah Air. Lahir dengan nama lengkap Alda Risma Elfariani pada 23 November 1982 di Bogor, Jawa Barat, Alda merupakan anak ketiga dari delapan bersaudara.
Bakat seni yang dimilikinya membawa Alda ke puncak popularitas di usia muda. Pada usia 14 tahun, ia memulai debut besar dengan berkolaborasi bersama boyband asal Inggris, Code Red, melalui lagu We Can Make It.
Namun, puncak kesuksesan Alda terjadi setahun kemudian, pada 1998, saat ia meluncurkan single debutnya sebagai penyanyi solo, Aku Tak Biasa. Lagu ini sukses besar, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di Malaysia.
Keberhasilan tersebut mengantarkan Alda ke panggung Anugerah Musik Indonesia 1998, di mana ia memenangkan kategori Artis Solo Wanita Pop Terbaik.
Tidak berhenti pada dunia musik, Alda melebarkan sayapnya ke dunia akting. Pada 2001, ia membintangi sinetron bertajuk Kesucian Prasasti, yang semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu bintang muda berbakat Indonesia.
Baca: Mengenang Program Ikonis TVRI di Usia Ke-62
Di balik kilau kariernya, hidup Alda Risma berakhir dengan cara yang tragis dan mengejutkan. Pada 12 Desember 2006, ia ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di kamar hotel Grand Menteng, Jakarta. Tubuhnya penuh bekas suntikan, dengan darah dan busa keluar dari mulutnya.
Hasil pemeriksaan mengungkapkan bahwa Alda mengalami overdosis dari sejumlah zat psikotropika seperti benzodiazepine, propofol, pethidine, morfin, dan pil analgesik. Kasus kematiannya pun menyeret nama kekasihnya, Ferry Surya Prakasa, yang ditetapkan sebagai tersangka utama atas dugaan pembunuhan berencana.
Ferry dijerat Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana dan divonis 15 tahun penjara. Namun, hukuman itu tidak dijalani sepenuhnya. Pada Januari 2011, Ferry mendapatkan pembebasan bersyarat setelah menjalani 4,5 tahun masa tahanan, dengan alasan berkelakuan baik selama di penjara.
Kepergian Alda Risma meninggalkan jejak yang mendalam dalam industri hiburan Indonesia. Karya-karyanya, terutama lagu Aku Tak Biasa, terus diingat dan dinyanyikan, menjadi bukti bakat besar yang pernah dimilikinya. Tragedi hidupnya juga menjadi pengingat akan kompleksitas dunia hiburan dan tantangan yang dihadapi para bintang muda.
Alda Risma mungkin telah tiada, tetapi semangat dan karyanya terus hidup di hati para penggemar, menjadi bagian tak terpisahkan dari sejarah musik Indonesia.