KOROPAK.CO.ID – Tanggal 13 Desember menjadi titik kelam dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Pada hari itu, 79 tahun yang lalu, sekitar dua ribu warga Tebing Tinggi, Sumatera Utara, menjadi korban pembantaian yang dilakukan tentara Jepang.
Pembantaian yang berlangsung selama sembilan hari ini mengukir luka mendalam dalam ingatan bangsa Indonesia. Korban-korban yang gugur dalam peristiwa ini tak hanya menyisakan kesedihan, tetapi juga tragedi kemanusiaan yang menyakitkan.
Banyak dari mereka yang jasadnya sulit dikenali, terkubur dalam kuburan massal yang diperlakukan secara tidak layak—ditumpuk begitu saja dalam lubang-lubang makam tanpa penghormatan yang seharusnya mereka terima.
Peristiwa ini terjadi di tengah euforia kemerdekaan Indonesia yang baru saja diproklamasikan pada 17 Agustus 1945. Kemenangan Sekutu atas Jepang memberikan harapan besar bagi bangsa Indonesia untuk meraih kemerdekaan, namun juga menimbulkan kecemasan akan kembalinya penjajah Belanda.
Ketakutan ini menggugah semangat warga Tebing Tinggi untuk melindungi tanah air yang baru merdeka dengan membentuk kesatuan-kesatuan pemuda.
Namun, perjuangan mereka tidak berjalan mulus. Ketegangan yang terjadi antara warga Tebing Tinggi dan tentara Jepang semakin meningkat seiring dengan perebutan senjata dari tangan tentara Jepang yang tengah bersiap pulang ke negeri asalnya.
Baca: Tragedi Pembantaian Tebing Tinggi: Mengenang Peristiwa Kelam 13 Desember 1945
Meskipun telah dilakukan berbagai perundingan, salah satunya pada 3 November 1945, hasil yang diharapkan tak pernah terwujud. Ketegangan pun memuncak, dan pertempuran tak terhindarkan.
Pada 13 Desember 1945, setelah serangkaian perundingan yang gagal, warga Tebing Tinggi membuka blokade jalan-jalan kota karena tak ada tanda-tanda ancaman dari Jepang. Namun, ketenangan itu ternyata menipu mereka. Pada pukul 14.30 WIB, tentara Jepang dengan persenjataan lengkap mengepung kota.
Tanpa ampun, mereka membantai setiap warga yang ditemui, menambah panjang daftar darah yang tertumpah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia.
Peristiwa pembantaian ini, meskipun telah terjadi hampir delapan dekade lalu, mengingatkan kita akan betapa beratnya jalan yang ditempuh untuk meraih kemerdekaan.
Bagi bangsa Indonesia, peristiwa 13 Desember 1945 di Tebing Tinggi seharusnya menjadi pengingat untuk selalu menjaga dan mempertahankan kemerdekaan yang telah diperjuangkan dengan darah dan pengorbanan.