Seni Budaya

Mengenal Sanro, Dukun Penyembuh dari Suku Bugis

×

Mengenal Sanro, Dukun Penyembuh dari Suku Bugis

Sebarkan artikel ini
Mengenal Sanro, Dukun Penyembuh dari Suku Bugis
Doc. Foto: Ilustrasi/GNFI

KOROPAK.CO.ID – Indonesia, dengan keberagaman suku dan budaya, memiliki lebih dari 1.300 suku yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, masing-masing dengan tradisi dan kearifan lokal yang kaya.

Salah satu suku yang terkenal dengan kearifan lokalnya adalah Suku Bugis, yang berasal dari Sulawesi Selatan. Selain dikenal sebagai pelaut pemberani, Suku Bugis juga memiliki sistem pengobatan tradisional yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Suku Bugis merupakan bagian dari kelompok Deutro Melayu, yang berasal dari Yunan, China Selatan sekitar 500 tahun sebelum Masehi. Nama “Bugis” berasal dari istilah To Ugi, yang merujuk pada seorang raja bernama La Satuumpugi, raja pertama Kerajaan Tiongkok di Pammana, yang kini menjadi bagian dari Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Masyarakat Bugis kini menghuni berbagai kabupaten di Sulawesi Selatan, seperti Luwu, Wajo, Soppeng, Pinrang, hingga Barru. Salah satu warisan budaya yang sangat terkenal dari Suku Bugis adalah I La Galigo, sebuah epos sastra terbesar yang ditulis pada abad ke-15 oleh sastrawan Bugis, La Galigo.

Karya ini, yang setara dengan lebih dari 9.000 halaman kertas, menceritakan mitologi dan kisah-kisah heroik masyarakat Bugis. I La Galigo telah diakui oleh UNESCO sebagai Memory of the World pada tahun 2012.

Kearifan lokal masyarakat Bugis juga tercermin dalam pengobatan tradisional mereka, yang telah ada sejak zaman leluhur dan masih dijalankan hingga saat ini.

Masyarakat Bugis mengenal sosok yang disebut sanro, yakni orang yang dianggap memiliki kemampuan khusus untuk mengobati berbagai macam penyakit, baik dengan ramuan tradisional, doa, maupun mantera.

Pada masa awal, pengetahuan pengobatan ini tidak tertulis, namun diwariskan secara lisan dari generasi ke generasi. Seiring dengan berkembangnya tradisi menulis, pengetahuan tentang pengobatan tradisional pun mulai dituangkan dalam lontarak, naskah kuno yang ditulis di atas daun lontar.

Baca: Manre Sipulung, Tradisi Kebersamaan dalam Warisan Budaya Bugis

Pengetahuan ini mencakup berbagai jenis penyakit, seperti lasa watak-kale (penyakit fisik), lasa paragiagi (penyakit yang disebabkan oleh ilmu hitam), dan lasa tosunra (penyakit yang disebabkan oleh gangguan makhluk halus).

Sanro dalam masyarakat Bugis memiliki berbagai keahlian yang berbeda, tergantung pada jenis penyakit yang dapat mereka obati. Beberapa jenis sanro yang terkenal adalah:

1. Sanro pakdettek lolo – Sanro yang membantu proses kelahiran.
2. Sanro pakbura-bura – Sanro yang mengobati berbagai penyakit umum.
3. Sanro pajjappi – Sanro yang menggunakan mantra atau doa dalam pengobatannya.
4. Sanro topolo – Sanro yang ahli dalam mengobati patah tulang.
5. Sanro pattirotiro – Sanro yang dapat meramal nasib dan penyakit.

Di antara semua sanro, sanro pakbura-bura adalah yang paling umum dan memiliki keahlian dalam memeriksa gejala penyakit, memilih ramuan herbal yang tepat, serta memberikan pengobatan melalui bahan-bahan alami yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan rempah-rempah.

Sanro ini juga memiliki pengetahuan mendalam tentang organ tubuh manusia serta hubungan antara kesehatan tubuh, alam, dan dunia gaib. Pengobatan tradisional Suku Bugis tetap menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat, meskipun perkembangan ilmu kedokteran modern.

Ini menunjukkan bahwa warisan budaya yang kaya akan kearifan lokal ini terus dipertahankan, sebagai bagian integral dari kehidupan masyarakat Bugis yang tidak hanya berfokus pada kesembuhan fisik tetapi juga pada keseimbangan dengan alam dan spiritualitas.

Dengan begitu, tradisi pengobatan yang dilestarikan oleh para sanro Bugis menjadi bagian penting dari kearifan lokal yang tidak hanya mengobati tubuh, tetapi juga menjaga keharmonisan antara manusia, alam, dan makhluk halus.

error: Content is protected !!