Memoar

A.M. Fachir dan Kontribusinya pada Hubungan Indonesia-Mesir

×

A.M. Fachir dan Kontribusinya pada Hubungan Indonesia-Mesir

Sebarkan artikel ini
A.M. Fachir dan Kontribusinya pada Hubungan Indonesia-Mesir
Doc. Foto: Wikipedia

KOROPAK.CO.ID – Dr. H. Abdurrahman Mohammad Fachir, atau yang lebih dikenal dengan nama A.M. Fachir, lahir pada 26 November 1957, adalah seorang diplomat Indonesia yang memiliki perjalanan karier luar biasa.

Pada masa pemerintahannya dalam Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (2014-2019), Fachir mengemban amanah sebagai Wakil Menteri Luar Negeri. Sebelumnya, ia telah menorehkan banyak prestasi dalam dunia diplomasi, mulai dari Duta Besar Indonesia untuk Mesir hingga Kepala Direktorat Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik di Kementerian Luar Negeri.

Lahir di Banjarmasin, Fachir menempuh pendidikan di berbagai pondok pesantren dan akhirnya melanjutkan studi di Fakultas Sastra dan Bahasa Arab di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Selama kuliah, ia juga aktif dalam berbagai organisasi, termasuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Di tengah kegiatan akademiknya, Fachir ikut serta dalam program pertukaran pemuda ASEAN-Jepang yang membuka wawasan internasionalnya. Setelah menyelesaikan studi sarjananya, Fachir melanjutkan pendidikan S3 di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta, di mana ia meraih gelar doktor dengan disertasi yang mendalami hubungan Indonesia-Mesir.

Karier diplomatik Fachir dimulai pada 1983 dengan menjadi PNS di Kementerian Luar Negeri. Salah satu pengalaman berkesan dalam kariernya adalah saat ia bertugas di KBRI Baghdad pada tahun 1988 hingga 1992, di tengah peristiwa Perang Teluk I.

Keberaniannya dalam menyelamatkan warga negara Indonesia yang terjebak di daerah perang menjadi salah satu catatan sejarah yang tak terlupakan.

Baca: Albertus Soegijapranata, Pahlawan di Balik Diplomasi Indonesia

Selama masa jabatannya sebagai Duta Besar Indonesia untuk Mesir (2007-2011), Fachir berfokus pada peningkatan prestasi mahasiswa Indonesia yang belajar di Mesir, serta mengukir prestasi dalam meningkatkan hubungan bilateral kedua negara.

Salah satu inisiatif penting yang ia lakukan adalah mendirikan asrama mahasiswa Indonesia di Mesir, yang hingga kini menjadi warisan bagi generasi berikutnya.

Di bidang perdagangan, selama menjabat sebagai duta besar, Fachir berhasil meningkatkan nilai perdagangan Indonesia-Mesir yang mencapai angka US$ 1 miliar pada tahun 2008. Sebagai diplomat, ia juga berperan aktif dalam mempererat kerja sama ekonomi, sosial, dan budaya, serta mempromosikan Indonesia di kancah internasional.

Setelah mengemban tugas sebagai Duta Besar di Mesir, Fachir dipercaya untuk menjadi Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik di Kementerian Luar Negeri pada tahun 2011, sebelum akhirnya dilantik menjadi Wakil Menteri Luar Negeri pada 2014.

Keberhasilannya dalam memimpin dan merumuskan kebijakan-kebijakan penting di bidang diplomasi publik dan kerja sama internasional tidak hanya diakui di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional.

Dalam kehidupan pribadi, Fachir menikah dengan Yasmin Sukmawira pada tahun 1983 dan dikaruniai tiga anak. Sebagai pribadi yang rendah hati dan berpengalaman, Fachir tidak hanya dikenal sebagai diplomat ulung, tetapi juga sebagai sosok yang selalu mengutamakan kepentingan negara dan rakyat Indonesia.

error: Content is protected !!