KOROPAK.CO.ID – ACEH – Senin, 13 Januari 2025, Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengungkapkan apresiasinya terhadap kekayaan budaya Aceh yang dinilai memiliki peranan krusial dalam peradaban Islam di Indonesia.
Menurut Fadli Zon, Aceh tidak hanya memiliki warisan budaya yang kaya, namun juga menjadi bagian integral dari sejarah dan perkembangan Islam di tanah air.
Pernyataan tersebut disampaikan Menbud Fadli Zon di Jantho, Aceh, dalam acara kuliah umum di Institut Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh, di sela-sela peluncuran buku “Menggapai Mentari” yang ditulis oleh Rektor ISBI Aceh, Prof. Dr. Wildan. Buku tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengenalkan budaya Aceh yang sudah mendunia.
“Saya menyampaikan apresiasi terhadap kekayaan budaya Aceh yang memiliki peranan penting dalam peradaban Islam di Indonesia, di mana Aceh memiliki warisan budaya yang sangat kaya,” ungkap Fadli Zon dalam acara tersebut.
Selain itu, Fadli Zon menyinggung pengakuan dunia terhadap Tari Saman yang telah diakui oleh UNESCO pada 2011. Ia menilai pengakuan tersebut bukan hanya kebanggaan lokal, melainkan juga menjadi bagian dari peradaban dunia yang harus terus dilestarikan dan dimanfaatkan sebagai kekuatan budaya.
“Budaya adalah soft power yang mampu mempengaruhi dunia. Indonesia harus mengoptimalkan kekuatan budaya secara terarah dan sistematis,” lanjut Menbud Fadli Zon.
Baca: Mengenang 2 Dekade Jejak Kehancuran dan Pemulihan Tragedi Tsunami Aceh
Sebagai langkah konkret, Kementerian Kebudayaan yang baru dibentuk hampir tiga bulan lalu, siap menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk ISBI Aceh. Fadli Zon menekankan pentingnya narasi budaya yang hidup, literasi budaya yang berkembang, serta edukasi budaya yang dinamis sesuai amanat UUD 1945 Pasal 32 Ayat 1.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Penjabat Gubernur Aceh, Safrizal, yang mengatakan bahwa Pemerintah Aceh berkomitmen penuh untuk mendukung pengembangan seni dan budaya. Menurutnya, warisan budaya Aceh bukan hanya sekadar identitas, tetapi juga menjadi modal penting untuk kemajuan daerah di tengah arus globalisasi.
“Warisan budaya Aceh bukan hanya identitas, tetapi juga modal penting untuk kemajuan daerah di tengah globalisasi,” ujar Safrizal yang pidatonya dibacakan oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh, Almuniza Kamal.
Di sisi lain, Rektor ISBI Aceh, Prof. Dr. Wildan, mengusulkan beberapa program strategis guna mendukung pengembangan seni dan budaya Aceh. Beberapa di antaranya adalah pembangunan Kampung Budaya di Jantho dan penyediaan beasiswa khusus bagi seniman dan budayawan Aceh.
“ISBI Aceh siap mendukung kebijakan Kementerian Kebudayaan dan menjadi penyelenggara ajang nasional di Aceh. Dengan dukungan penuh, seni dan budaya Aceh akan semakin dikenal di tingkat nasional maupun internasional,” tutup Prof. Dr. Wildan.
Dengan komitmen bersama antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat, budaya Aceh diharapkan semakin mendunia dan menjadi simbol kebanggaan Indonesia.