Actadiurna

Keragaman Budaya Indonesia Jadi Pemersatu Bangsa yang Tak Terpisahkan

×

Keragaman Budaya Indonesia Jadi Pemersatu Bangsa yang Tak Terpisahkan

Sebarkan artikel ini
Keragaman Budaya Indonesia Jadi Pemersatu Bangsa yang Tak Terpisahkan
Doc. Foto: antaranews.com

KOROPAK.CO.ID – BANDAR LAMPUNG – Keragaman budaya Indonesia, menurut Direktur Sejarah dan Permuseuman di Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi Kementerian Kebudayaan RI, Prof. Dr. Agus Mulyana, M.Hum, bukan hanya sekadar elemen identitas, tetapi juga menjadi alat pemersatu bangsa.

Dalam acara Festival Budaya dan Cinta Tanah Air yang digelar oleh Universitas Lampung (Unila) di Bandarlampung, Rabu (8/1/2025) lalu, Agus mengungkapkan bahwa meskipun Indonesia memiliki keragaman budaya yang sangat luas, hal ini tidak pernah menjadi sumber konflik dalam perjuangan melawan penjajahan. Sebaliknya, keragaman tersebut justru menjadi fondasi dalam membangun persatuan nasional.

“Budaya Indonesia yang beragam tidak menciptakan potensi konflik, tetapi menjadi bagian dari kekuatan pemersatu bangsa. Proses sejarah perjuangan bangsa ini menunjukkan bahwa keragaman budaya kita menjadi identitas yang menyatukan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Prof. Agus menjelaskan bahwa meskipun para pejuang kemerdekaan berasal dari berbagai suku, etnis, dan latar belakang budaya, mereka berhasil menemukan kesepakatan tentang nasionalisme, yang puncaknya tercermin dalam Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 1928.

“Mereka berjuang dengan identitas daerah masing-masing, tetapi pada akhirnya kita bersatu dalam satu kesatuan nasional yang kokoh,” katanya.

Sebelum Sumpah Pemuda, lanjutnya, banyak organisasi pergerakan pemuda yang dibentuk berdasarkan identitas daerah dan budaya. Sebagai contoh, Jong Sulawesi, organisasi pemuda asal Sulawesi, dan kelompok-kelompok serupa di berbagai wilayah Indonesia, turut berjuang dengan mengusung kebudayaan dan etnis masing-masing.

Baca: Memadukan Ilmu dan Budaya, Wamendiktisaintek Gelar Kuliah Musik & Otak

“Namun, meskipun mereka berjuang dengan identitas daerah, semangat kebangsaan tetap terbentuk dan membentuk satu kesatuan bangsa yang kita kenal hari ini,” imbuhnya.

Prof. Agus juga menekankan pentingnya membangun karakter bangsa berbasis pada kebudayaan yang ada. Menurutnya, kebudayaan bukan hanya soal mempertahankan identitas, tetapi juga menciptakan rasa cinta Tanah Air yang mendalam.

“Nasionalisme Indonesia harus berakar pada kebudayaan yang ada di dalam masyarakat. Kita bisa menjadi orang Sunda, Batak, atau Jawa, tetapi pada akhirnya kita adalah orang Indonesia yang satu,” jelasnya.

Menghadapi tantangan globalisasi dan ekspansi budaya luar, Kementerian Kebudayaan kini berupaya menjadikan Indonesia sebagai pusat budaya dunia.

Prof. Agus menyebutkan bahwa untuk mencapai tujuan ini, Indonesia harus terus memperkuat nasionalisme berbasis budaya, sehingga karakter dan kepribadian bangsa yang multikultural dapat terus tumbuh dan berkembang.

error: Content is protected !!