KOROPAK.CO.ID – KH Anwar Musaddad, tokoh agama besar yang berasal dari Garut, kembali menjadi bahan pembicaraan seiring dengan pengusulannya sebagai pahlawan nasional oleh Pemerintah Provinsi Jawa Barat.
Proses ini dilakukan berkolaborasi dengan Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung, sebagai bentuk penghargaan atas peran besar yang telah dimainkan oleh KH Anwar Musaddad dalam dunia pendidikan, khususnya dalam berdirinya perguruan tinggi agama Islam di Indonesia.
Pengajuan ini tidak pertama kali dilakukan, karena sebelumnya, pada tahun 2020, KH Anwar Musaddad juga diusulkan untuk mendapat gelar pahlawan nasional. Namun, pengajuan tersebut belum berhasil diterima.
Kekurangan data sejarah terkait peran besar KH Anwar Musaddad dalam pendirian perguruan tinggi Islam menjadi salah satu faktor kegagalannya. Melihat hal tersebut, Pemprov Jawa Barat bersama UIN Sunan Gunung Djati berupaya memperbaiki kekurangan itu dan kembali mengajukan tokoh ini sebagai pahlawan nasional.
KH Anwar Musaddad lahir dengan nama Dede Masdiad pada 3 April 1910, di Garut. Ia merupakan keturunan dari tokoh besar Jawa Barat, yaitu Sunan Gunung Djati dan Pangeran Diponegoro.
Meskipun berasal dari latar belakang keluarga religius, menariknya Dede Masdiad menghabiskan masa kecilnya di lingkungan yang tidak berbasis Islam, bahkan ia sempat menempuh pendidikan di sekolah Katolik.
Baca: Kisah Abdurrahman Baswedan, Jurnalis Pro Kemerdekaan dan Aktivis Kebangsaan
Ia menunjukkan kecerdasan luar biasa sejak kecil, bahkan menjadi siswa terbaik di sekolahnya. Rekam jejak KH Anwar Musaddad di dunia pendidikan membuktikan betapa pentingnya peran beliau dalam memperjuangkan pendidikan agama Islam di Indonesia.
Pada 1953, bersama dengan KH Abdul Kahar Muzakir, KH Anwar Musaddad menjadi salah satu pendiri Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (PTAIN) di Yogyakarta yang kelak dikenal dengan nama Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga.
Sebelumnya, KH Anwar Musaddad juga sudah dikenal luas, bahkan menjadi imam salat bagi Presiden Sukarno dan Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser saat melaksanakan ibadah haji. Setelah kesuksesan pendirian PTAIN di Yogyakarta, beliau kembali diberi kepercayaan untuk merintis pendirian PTAIN di Bandung.
Kali ini, ia dipercaya menjadi rektor pertama IAIN Sunan Gunung Djati Bandung (sekarang UIN Bandung) yang mulai beroperasi pada tahun 1967. Pembentukan ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah, terutama dari Gubernur Jawa Barat dan Menteri Agama saat itu, KH Ahmad Dahlan.
Melalui usaha kerasnya dalam mendirikan lembaga pendidikan tinggi agama Islam, KH Anwar Musaddad turut memberikan kontribusi besar dalam perkembangan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam mencetak generasi penerus yang berpengetahuan agama dan mampu berperan dalam kehidupan sosial-politik.
Kini, usulan untuk menjadikan KH Anwar Musaddad sebagai pahlawan nasional semakin menunjukkan betapa besar pengaruhnya terhadap bangsa dan negara.