Muasal

Chrysler Crown Imperial, Saksi Bisu Percobaan Pembunuhan Soekarno

×

Chrysler Crown Imperial, Saksi Bisu Percobaan Pembunuhan Soekarno

Sebarkan artikel ini
Chrysler Crown Imperial, Saksi Bisu Percobaan Pembunuhan Soekarno
Doc. Foto: tirto.id

KOROPAK.CO.ID – Pada 30 November 1957, Indonesia diguncang oleh sebuah peristiwa tragis yang mengguncang dasar stabilitas politik negara.

Sebuah percobaan pembunuhan terhadap Presiden Soekarno terjadi di Jalan Cikini, Jakarta, sebuah insiden yang hampir merenggut nyawa sang presiden dan menambah ketegangan dalam iklim politik yang semakin memanas di tanah air.

Peristiwa ini menandai salah satu titik balik dalam sejarah politik Indonesia, di mana ketegangan antara kelompok-kelompok tertentu dan pemerintahan Soekarno yang semakin dekat dengan Partai Komunis Indonesia (PKI) mencapai puncaknya.

Mobil Chrysler Crown Imperial, yang digunakan Soekarno pada saat itu, kini dikenal sebagai saksi bisu dari percobaan pembunuhan yang hampir merenggut nyawa presiden. Mobil tersebut kini menjadi simbol dari ketegangan politik yang mengguncang Indonesia di masa itu.

Saat itu, Soekarno sedang mengantar anak-anaknya di sebuah acara ulang tahun Perguruan Cikini, ketika enam granat tangan dilemparkan ke arah mobil yang dikendarainya. Lima dari granat tersebut meledak dan merusak mobil, namun keberuntungan berpihak kepada Soekarno dan keluarganya yang selamat tanpa luka berarti.

Meski gagal, serangan ini menggambarkan betapa besar ancaman yang menghadapi Soekarno dan pemerintahannya. Di balik percobaan pembunuhan tersebut terletak ketegangan yang berkembang di Indonesia antara pemerintahan yang dipimpin oleh Soekarno dan kelompok-kelompok anti-komunis.

Gerakan Anti Komunis (GAK), yang terdiri dari unsur-unsur militer dan organisasi Islam, melihat kebijakan Soekarno yang lebih pro-PKI sebagai ancaman terhadap ideologi mereka.

Bagi mereka, langkah-langkah yang diambil oleh Soekarno dianggap sebagai jalan menuju ketidakadilan dan ancaman terhadap negara Indonesia yang baru merdeka. Percobaan pembunuhan di Cikini adalah usaha mereka untuk menggulingkan pemerintahan Soekarno dengan cara kekerasan.

Dampak dari peristiwa ini sangat luas, baik di ranah politik maupun sosial. Dari sisi politik, percobaan pembunuhan ini semakin memperburuk ketegangan antara pemerintah dan kelompok oposisi. Serangan yang gagal tersebut justru menjadi bukti bahwa ancaman terhadap Soekarno dan pemerintahannya semakin nyata.

Baca: Sejarah Panjang Mobil Kepresidenan Indonesia

Tanggapan pemerintah pun tegas, memperketat pengamanan terhadap tokoh-tokoh penting, khususnya Presiden Soekarno, untuk mencegah ancaman serupa terjadi di masa depan.

Namun di sisi lain, peristiwa ini justru memperkuat posisi Soekarno di mata rakyat. Banyak yang melihatnya sebagai simbol keteguhan dan perjuangan melawan ancaman dari dalam negeri.

Meskipun tragedi ini telah menewaskan sepuluh orang, termasuk dua polisi yang mengawal Soekarno dan beberapa warga yang hadir di acara tersebut, namun Soekarno berhasil tampil sebagai pemimpin yang tak tergoyahkan, yang mampu bertahan menghadapi ancaman terhadap dirinya.

Salah satu elemen penting dari peristiwa tersebut adalah mobil Chrysler Crown Imperial yang digunakan oleh Soekarno. Selain menjadi saksi bisu, mobil ini juga melambangkan status dan kekuasaan presiden.

Mobil limusin mewah ini digunakan Soekarno dalam berbagai acara penting, termasuk ketika ia mengantar anak-anaknya pada malam peristiwa Cikini.

Setelah kejadian itu, mobil yang mengalami kerusakan parah, dengan spakbor kiri yang hancur dan kaca belakang yang pecah, akhirnya diputuskan untuk diserahkan kepada Museum Joang ’45 sebagai bagian dari warisan sejarah Indonesia.

Percobaan pembunuhan ini juga memicu peningkatan kewaspadaan terhadap kelompok-kelompok yang berpotensi merongrong pemerintahan, seperti GAK. Selain itu, solidaritas rakyat terhadap Soekarno semakin kuat, dengan banyak pihak yang merasa lebih mendukung kepemimpinan Soekarno setelah peristiwa tersebut.

Peristiwa Cikini 1957 menjadi bagian integral dari sejarah Indonesia yang mencerminkan ketegangan politik dan sosial yang sedang berlangsung saat itu. Meskipun percobaan pembunuhan tersebut gagal, dampaknya cukup besar dalam memperburuk situasi politik negara, namun juga memperkuat posisi Soekarno sebagai pemimpin yang tangguh.

Hingga kini, peristiwa ini dikenang, salah satunya melalui mobil Chrysler Crown Imperial yang menjadi simbol dari masa-masa penuh ketegangan dan perjuangan dalam sejarah Indonesia.

error: Content is protected !!