KOROPAK.CO.ID – Kampung Kaputren, yang terletak di Majalengka, Jawa Barat, merupakan sebuah desa yang menyimpan kisah unik tentang perjuangan dan keberhasilan warganya dalam menguasai berbagai bahasa asing.
Desa ini dikenal sebagai tempat tinggal mayoritas pekerja migran Indonesia (PMI), terutama tenaga kerja wanita (TKW) yang banyak berangkat ke luar negeri sejak era 1990-an.
Keberadaan para TKW di negara-negara seperti Saudi Arabia, Taiwan, Hong Kong, hingga berbagai negara Eropa telah membuka peluang mereka untuk mempelajari bahasa-bahasa asing, yang kemudian menjadi warisan penting bagi generasi penerus mereka di kampung halaman.
Tak heran jika kini, hampir seluruh warga Kaputren dapat menguasai delapan bahasa asing, termasuk bahasa Arab, Mandarin, Taiwan, Hong Kong, Korea, hingga bahasa Jepang.
Keterampilan bahasa ini tidak hanya dimiliki oleh para mantan TKW, tetapi juga oleh generasi muda dan anggota keluarga mereka yang tetap menjaga kemampuan berbahasa asing tersebut.
Sebagai contoh, Lin, salah satu warga setempat, menjelaskan bahwa kemampuan berbahasa asing berkembang melalui kebiasaan sehari-hari, terutama dalam komunikasi dengan sesama warga yang pernah bekerja di luar negeri.
Baca: Pesona Kampung Perempuan di Garut yang Memikat
Pencapaian ini tentu saja memiliki dampak positif bagi desa tersebut. Warga Kaputren tidak hanya menjadi kebanggaan karena kemampuan berbahasa mereka, tetapi juga mendatangkan manfaat ekonomi melalui interaksi dengan turis yang sering singgah.
Para pelaku usaha di kampung ini, mulai dari pedagang makanan hingga jasa, dapat dengan lancar berkomunikasi dalam berbagai bahasa asing, membuka peluang lebih luas dalam menjalin relasi dengan dunia luar.
Sejarah transformasi Kampung Kaputren sebagai desa dengan warga yang mahir berbahasa asing bermula dari krisis moneter 1998, yang mendorong banyak warga untuk mencari peluang di luar negeri.
Pada awalnya, banyak yang bekerja sebagai penjahit di Saudi Arabia, sebelum akhirnya banyak pula yang beralih menjadi pekerja rumah tangga (PRT) di berbagai negara.
Melalui pengalaman panjang mereka bekerja di luar negeri, para TKW ini akhirnya tidak hanya mengirimkan uang ke kampung halaman, tetapi juga membawa pulang keahlian bahasa yang berguna dalam kehidupan sehari-hari.
Kampung Kaputren kini menjadi simbol keberhasilan adaptasi dan perkembangan, di mana ekonomi dan keterampilan bahasa asing bersatu, menjadikannya sebuah desa yang kaya akan warisan budaya global.