KOROPAK.CO.ID – Legenda Putri Luh Candrasari adalah salah satu kisah rakyat yang berasal dari Bali, sebuah cerita yang menyimpan banyak nilai luhur dan menggambarkan kekuatan cinta serta pengorbanan.
Legenda ini mengisahkan tentang seorang putri raja yang begitu cantik, Putri Luh Candrasari, yang menjadi pusat perhatian banyak pemuda dari berbagai kerajaan yang ingin mempersuntingnya.
Pada suatu masa, di kerajaan yang dipimpin oleh Prabu Maha Sila, terdapat seekor naga putih yang sakti mandraguna. Naga ini memiliki kekuatan luar biasa yang sulit dikalahkan oleh siapapun.
Di sekitar sarang naga tersebut, hidup sang raja dengan putrinya, Putri Luh Candrasari. Kecantikan putri ini menjadi buruan banyak pemuda, dan membuat sang raja pusing, karena banyak dari mereka yang melamar putrinya.
Untuk memilih suami bagi putrinya, Prabu Maha Sila memutuskan untuk mengadakan sayembara yang mengharuskan para pemuda untuk meraih kedua mata dan sisik dari naga putih yang sakti. Namun, sayembara tersebut penuh bahaya. Banyak pemuda yang meninggal dalam usaha mereka untuk menaklukkan naga putih.
Di antara para pelamar, ada seorang pemuda bernama Manik Angkeran yang sudah jatuh hati kepada Putri Luh Candrasari, dan begitu pula sebaliknya, sang putri juga menaruh hati pada Manik Angkeran.
Manik Angkeran yang nekat ingin memenangkan sayembara demi mendapatkan hati Putri Luh Candrasari, akhirnya memutuskan untuk mencari bantuan. Dia pergi menemui gurunya yang bertapa di sebuah gua dan menceritakan kesulitan yang dihadapinya.
Baca: Kisah Legenda Si Molek dari Riau dengan Cinta dan Penyesalan
Sang guru, yang sangat menyayangi Manik Angkeran, akhirnya mengungkapkan bahwa dirinya adalah naga putih yang dikutuk oleh sebuah takdir. Dengan penuh kasih, sang guru memberikan kedua mata dan sisik naga putih yang diperlukan Manik Angkeran untuk memenangkan sayembara.
Dengan bekal pemberian guru tersebut, Manik Angkeran kembali ke istana dan menunjukkan kedua mata serta sisik naga putih kepada Prabu Maha Sila. Sebagai hasil dari usahanya, Manik Angkeran pun menikahi Putri Luh Candrasari. Kebahagiaan menyelimuti mereka, bahkan Putri Luh Candrasari hamil setelah menikah.
Namun, di balik kebahagiaan tersebut, Manik Angkeran merasa bahwa masa hidupnya telah mencapai akhirnya, seperti yang telah dia janjikan sebelumnya untuk mengorbankan nyawanya demi memenangkan sayembara.
Tak lama setelah itu, tubuh Manik Angkeran jatuh dan meninggal dunia. Putri Luh Candrasari yang sangat mencintai suaminya pun merasakan kesedihan yang mendalam. Dia berdoa agar Tuhan mengabulkan permohonannya untuk bisa menyusul suaminya.
Akan tetapi, Tuhan berkehendak lain. Melihat ketulusan hati Putri Luh Candrasari, Tuhan memutuskan untuk menghidupkan kembali tubuh Manik Angkeran.
Sejak saat itu, Putri Luh Candrasari dan Manik Angkeran hidup bahagia bersama, melanjutkan kehidupan mereka sebagai pasangan yang penuh kasih sayang, mengajarkan kita tentang pengorbanan, kesetiaan, dan kekuatan cinta yang luar biasa.