KOROPAK.CO.ID – Apa yang terlintas di pikiran Kawan ketika mendengar kata koprol? Sebuah gerakan memutar dalam senam lantai? Tidak salah. Namun, koprol bukan hanya soal olahraga, melainkan juga nama permainan tradisional yang unik dan penuh nilai budaya di Indonesia.
Permainan ini mengajak anak-anak untuk bergerak aktif sekaligus melatih kemampuan sosial mereka. Dimainkan secara berkelompok, koprol menjadi sarana hiburan yang memupuk kerja sama dan keterampilan bersosialisasi di kalangan anak-anak.
Permainan koprol dapat dijumpai di berbagai daerah di Indonesia. Meski asal-usul pastinya tidak tercatat, permainan ini mendapatkan namanya dari kesamaan gerakan dengan koprol di senam lantai. Dalam gerakan tersebut, tubuh pemain berada dalam posisi merangkak terbalik saat memutar, yang kemudian diterapkan sebagai elemen inti permainan ini.
Permainan ini melibatkan lemparan batu yang disebut gacoan ke arah target atau susunan batu yang dikenal sebagai acuan. Namun, cara melemparnya cukup menantang, termasuk melalui celah kaki sambil membelakangi target, mengingatkan pada kelincahan dan koordinasi tubuh dalam gerakan koprol.
Tidak banyak peralatan yang dibutuhkan dalam permainan koprol. Setiap pemain hanya memerlukan satu batu sebagai gacoan, sementara target berupa susunan batu (acuan) ditempatkan pada jarak tertentu. Garis batas untuk melempar biasanya ditentukan pada jarak satu hingga tiga meter.
Permainan ini terdiri dari tiga tahap utama yang semakin menantang.
Tahap 1
Baca: Permainan Tembak-Tembakan, Hiburan Seru yang Mengasah Kemampuan Anak
Pemain berdiri di garis tiga meter dari acuan. Mereka melempar gacoan untuk menjatuhkan target. Jika gagal, pemain diberi kesempatan kedua dengan melakukan lemparan dalam posisi koprol. Pemain yang berhasil menjatuhkan *acuan* melanjutkan ke tahap berikutnya.
Tahap 2
Di tahap ini, pemain menempatkan gacoan di punggung kaki mereka. Mereka melompat dengan satu kaki dari garis tiga meter ke satu meter, lalu menendang gacoan untuk menjatuhkan acuan. Pemain yang berhasil masuk ke tahap terakhir.
Tahap 3
Pada tahap final, pemain kembali menendang gacoan dari jarak tiga meter. Kali ini, mereka boleh melangkah satu langkah ke depan sebelum menendang. Pemain yang berhasil menjatuhkan acuan menjadi pemenang.
Permainan koprol bukan sekadar hiburan. Ia melatih koordinasi fisik, kreativitas, serta kerja sama. Selain itu, permainan ini menjadi simbol bagaimana nilai tradisional dapat menyatu dengan unsur gerak fisik, menciptakan warisan budaya yang sarat makna.
Melalui permainan seperti koprol, tradisi Indonesia terus hidup, mengingatkan generasi muda akan kebersamaan, semangat, dan kekayaan budaya negeri ini.