KOROPAK.CO.ID – Sebelum pesatnya perkembangan teknologi yang ada saat ini, permainan tradisional menjadi hiburan yang tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak Indonesia. Salah satu permainan yang populer di sejumlah daerah adalah mariam-mariam, yang dulu sering dimainkan oleh anak-anak pada masa luangnya.
Permainan tradisional ini biasanya dimainkan oleh sekelompok anak, sering kali melibatkan kerja sama dan aktivitas fisik. Meskipun tidak lagi semasif dulu, mariam-mariam tetap menyimpan nilai-nilai penting bagi anak-anak yang memainkannya.
Dikutip dari buku Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia karya Aisyah Fad, mariam-mariam merupakan permainan berkelompok yang membutuhkan banyak pemain.
Biasanya, permainan ini dimainkan oleh minimal 10 orang, yang dibagi menjadi dua kelompok yang saling berhadapan. Meski jumlah pemain bisa lebih banyak, jumlahnya harus genap agar keseimbangan antar kelompok terjaga.
Tak banyak persiapan yang dibutuhkan untuk memulai permainan ini. Tidak ada alat bantu yang diperlukan. Yang pertama kali dilakukan adalah mengumpulkan pemain dalam jumlah yang cukup dan genap.
Setelah itu, pilih tempat yang luas untuk bermain, seperti halaman rumah atau lapangan terbuka. Setelah persiapan selesai, permainan mariam-mariam pun bisa dimulai.
Setelah pemain dibagi menjadi dua kelompok, masing-masing kelompok akan menunjuk seorang pemimpin. Pemimpin ini akan memimpin kelompoknya dalam pergerakan maju mundur, sambil menyanyikan lagu.
Baca: Koprol, Permainan Tradisional yang Sarat Makna dan Hiburan
Pada awal permainan, pemimpin kelompok A menyanyikan, “Saya ini orang kaya, oh Mariam-Mariam,” dan pemimpin kelompok B menjawab, “Saya ini orang miskin, oh Mariam-Mariam.” Selanjutnya, pemimpin kelompok A akan melanjutkan, “Saya ingin minta anak, oh Mariam-Mariam,” diikuti jawaban dari pemimpin kelompok B, “Bernama siapa, oh Mariam-Mariam.”
Pemimpin kelompok A kemudian memilih seorang pemain dari kelompok B, misalnya “Bernama Andi, oh Mariam-Mariam.” Pemimpin kelompok A akan berusaha menyentuh pemain yang diinginkan, sementara pemimpin kelompok B berusaha menjaga agar pemainnya tidak disentuh.
Jika pemimpin kelompok A berhasil menyentuh pemain yang dia inginkan, maka pemain tersebut bergabung ke dalam kelompok A. Namun, permainan ini juga penuh dengan tantangan.
Pemimpin kelompok B berusaha dengan segala cara untuk menjaga anggotanya, dan jika pemimpin kelompok B berhasil menyentuh pemain dari kelompok A, maka pemain tersebut harus ikut bergabung.
Permainan berlanjut hingga salah satu kelompok kehabisan pemain. Kelompok yang masih memiliki anggota terbanyak pada akhirnya dinyatakan sebagai pemenang.
Mariam-mariam bukan hanya permainan yang menghibur, tetapi juga mengajarkan nilai kerja sama, kebersamaan, dan strategi. Sebagai warisan budaya, permainan ini terus mengenalkan semangat persatuan dan kegembiraan dalam bermain.