KOROPAK.CO.ID – Kawan, tahukah kalian bahwa Pulau Lombok, yang terletak di Provinsi Nusa Tenggara Barat, masih menyimpan sebuah tradisi unik yang penuh makna? Tradisi tersebut adalah nyongkolan, sebuah ritual pernikahan yang telah dilakukan turun-temurun oleh masyarakat suku Sasak.
Nyongkolan bukan hanya sekadar perayaan kebahagiaan pengantin dan keluarganya, tetapi juga merupakan simbol solidaritas, kebersamaan, dan penghormatan terhadap adat.
Menurut Yulianti (2018), nyongkolan adalah tradisi yang telah lama menjadi bagian integral dari upacara pernikahan suku Sasak, yang bertujuan untuk menyambut pasangan pengantin dengan cara yang penuh warna dan kebudayaan.
Dalam tradisi ini, pengantin wanita dan pria diarak menuju rumah mempelai wanita atau lokasi resepsi, dengan iringan musik gendang beleq yang memekakkan telinga.
Musik ini, seperti yang disebutkan dalam jurnal The Role of Traditional Music in Sasak Rituals (2023), tidak hanya berfungsi sebagai pengiring, tetapi juga menjadi doa keberkahan bagi pasangan pengantin.
Prosesi nyongkolan melibatkan seluruh komunitas, dari keluarga pengantin hingga masyarakat setempat. Pengantin mengenakan pakaian adat Sasak, lengkap dengan aksesoris khas seperti songket dan kain ikat yang melambangkan kemakmuran dan kesucian.
Baca: Malean Sampi, Ritual Syukur Para Petani Lombok
Di sepanjang perjalanan, masyarakat membawa seserahan berupa hasil bumi atau makanan tradisional, sebuah simbol gotong royong dan penghormatan terhadap keluarga mempelai wanita. Semua ini dilakukan dengan penuh semangat, karena tradisi nyongkolan memang mencerminkan nilai kebersamaan yang kuat dalam masyarakat Sasak.
Namun, tak hanya sebagai upacara seremonial, nyongkolan juga memiliki dampak sosial yang sangat penting. Ritual ini mempererat hubungan antarwarga dan menjadi sarana pelestarian seni serta budaya, seperti musik, tarian, dan pakaian adat.
Meskipun demikian, tradisi ini menghadapi tantangan di era modern, seperti urbanisasi dan komersialisasi budaya yang dapat mengurangi makna sakral dari nyongkolan. Selain itu, dalam beberapa kasus, prosesi ini terkadang mengganggu lalu lintas di kota-kota besar, yang dapat menimbulkan ketegangan sosial.
Meskipun begitu, nyongkolan masih memiliki potensi besar untuk menjadi daya tarik budaya Indonesia yang dikenal dunia. Oleh karena itu, kolaborasi antara masyarakat adat, pemerintah, dan sektor pendidikan sangat diperlukan untuk menjaga nilai-nilai luhur tradisi ini.
Festival budaya, edukasi tentang pentingnya tradisi, dan promosi internasional dapat dilakukan untuk memperkenalkan nyongkolan lebih luas. Jika kalian tertarik untuk menyaksikan langsung prosesi ini, kunjungan ke Pulau Lombok adalah pilihan tepat.
Sebagai generasi muda, penting bagi kita untuk memahami dan melibatkan diri dalam pelestarian tradisi ini. Nyongkolan bukan hanya sekadar ritual adat, tetapi juga cerminan jati diri bangsa Indonesia yang kaya akan harmoni, kebersamaan, dan kekayaan budaya.