KOROPAK.CO.ID – Di kawasan Plampitan, Kelurahan Peneleh, Surabaya, terdapat sebuah jalan yang kini dikenang dengan nama Achmad Jaiz. Nama ini mungkin tidak begitu familiar bagi sebagian orang, namun perjuangannya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membangun kesadaran kebangsaan Indonesia patut diabadikan dalam sejarah.
Achmad Jaiz, yang dikenal sebagai seorang penjahit, hidup berdampingan dengan tokoh besar lainnya, seperti Ruslan Abdulgani, mantan Menteri Luar Negeri Indonesia. Namun, tak banyak yang tahu bahwa Jaiz bukanlah sekadar penjahit biasa.
Di balik profesinya, ia adalah pendiri Indonesische Studiclub (IS) bersama dr. Soetomo, dan ia juga terlibat dalam mendirikan Gedung Nasional Indonesia (GNI), tempat berkumpulnya para aktivis yang mendukung kemerdekaan.
Lebih jauh lagi, Achmad Jaiz turut berperan penting dalam mendirikan Partai Bangsa Indonesia (PBI) pada 4 Januari 1931, sebuah partai yang memiliki tujuan untuk meningkatkan martabat hidup bangsa melalui program sosial dan ekonomi, bukan hanya politik semata.
Baca: Mbah Jirah, Saksi Hidup Perjuangan Jenderal Soedirman di Perang Gerilya
Keberadaan PBI ini juga tak lepas dari sejarah panjang aktivisme Studieclub yang ia dirikan bersama dr. Soetomo pada 1924. Namun, seiring berjalannya waktu, nama Achmad Jaiz mulai terlupakan. Masyarakat hanya mengenalnya sebagai penjahit, tanpa menyadari kontribusinya yang besar dalam perjuangan bangsa.
Baru pada sekitar tahun 2002, Roeslan Abdul Gani, seorang tokoh yang mengenang perjuangan Achmad Jaiz, mengajukan permohonan kepada Walikota Surabaya untuk mengganti nama Jalan Plampitan menjadi Jalan Achmad Jaiz.
Berkat usaha ini, jalan yang membentang dari Jembatan Genteng Kali hingga Jembatan Peneleh kini menjadi saksi bisu akan dedikasi dan perjuangan seorang pahlawan yang hampir terlupakan.
Jalan Achmad Jaiz, sepanjang hampir satu kilometer, kini menghubungkan kawasan Plampitan, Peneleh, dan Pandean, serta dikelilingi oleh bangunan-bangunan kolonial yang masih kokoh berdiri. Nama Achmad Jaiz diabadikan sebagai simbol persatuan, perjuangan, dan semangat kebangsaan yang terus hidup di tengah masyarakat.