Seni Budaya

Mengenal Yasa Peksi Burak, Tradisi Isra’ Mikraj di Keraton Yogyakarta

×

Mengenal Yasa Peksi Burak, Tradisi Isra’ Mikraj di Keraton Yogyakarta

Sebarkan artikel ini
Mengenal Yasa Peksi Burak, Tradisi Isra' Mikraj di Keraton Yogyakarta
Doc. Foto: Radar Jogja

KOROPAK.CO.ID – Keraton Yogyakarta dikenal sebagai pusat kebudayaan yang masih setia mempertahankan tradisi-tradisi luhur dari zaman dahulu. Salah satu tradisi yang sangat dijaga dan dilestarikan hingga kini adalah peringatan Isra’ Mikraj, yang dilakukan setiap tahun melalui sebuah upacara adat yang dikenal dengan nama Yasa Peksi Burak.

Peringatan ini jatuh pada tanggal 27 Rejeb dalam kalender Sultan Agung, dan merupakan salah satu bentuk penghormatan terhadap perjalanan Nabi Muhammad SAW.

Secara harfiah, Yasa berarti mengadakan, peksi berarti burung, dan burak merujuk pada Buraq, kendaraan yang digunakan oleh Nabi Muhammad SAW dalam perjalanan Isra’ Mikrajnya. Upacara Yasa Peksi Burak ini dilaksanakan oleh keluarga Keraton Yogyakarta serta para Abdi Dalem Puteri sejak pagi hari, dan terbagi dalam tiga tahapan utama.

Pada tahap pertama, keluarga keraton berkumpul untuk membuat miniatur Peksi Burak, yang terdiri dari sepasang burung, dua pohon buah, dan empat pohon bunga.

Burung Peksi Burak ini terbuat dari kulit jeruk bali yang diukir dan dibentuk menyerupai tubuh, leher, kepala, dan sayap burung. Peksi Burak dibedakan menjadi jantan dan betina, dengan jantan diberi jengger (pial) sebagai pembeda.

Tahap kedua adalah perarakan Peksi Burak beserta kelengkapannya yang dimulai dari Kedhaton Keraton menuju Masjid Gedhe. Perarakan ini melewati Regol Kemandungan dan jalan Roto Wijayan, hingga akhirnya sampai di Masjid Gedhe setelah waktu Ashar.

Baca: Perayaan Malam 1 Suro di Keraton Kasunanan Surakarta

Bagian ketiga adalah puncak dari serangkaian upacara, yaitu pengajian di Masjid Gedhe. Setelah Sholat Isya’ selesai, acara dilanjutkan dengan pengajian yang dipimpin oleh Kiai.

Pengajian ini terbuka untuk masyarakat umum dan diisi dengan pembacaan riwayat Isra’ Mikraj serta hikmah dari peristiwa tersebut. Setelah pengajian, buah-buahan dari Peksi Burak akan dibagikan sebagai simbol berakhirnya upacara.

Pembuatan Peksi Burak melibatkan berbagai simbolisme mendalam. Burung ini diletakkan di atas pohon buah dengan tujuh jenis buah, yang masing-masing memiliki makna simbolis. Buah-buahan tersebut meliputi manggis, jeruk bali, apel malang, rambutan, sawo, salak, dan pisang raja.

Tujuh buah ini merepresentasikan pitulungan atau keselamatan, yang juga menjadi harapan bagi kesejahteraan masyarakat. Pohon-pohon ini dihiasi dengan bunga melati sebagai simbol kesucian.

Dengan pelaksanaan Yasa Peksi Burak, Keraton Yogyakarta tidak hanya memperingati Isra’ Mikraj, tetapi juga menyampaikan pesan moral dan spiritual kepada masyarakat.

Upacara ini menjadi sarana dakwah yang mengajak setiap orang untuk merefleksikan perjalanan spiritual Nabi Muhammad SAW serta pentingnya menjaga hubungan baik dengan Tuhan dan sesama.

error: Content is protected !!