Seni Budaya

Umbul Mantram, Tradisi Akulturasi Budaya dalam Grebeg Sudiro Solo

×

Umbul Mantram, Tradisi Akulturasi Budaya dalam Grebeg Sudiro Solo

Sebarkan artikel ini
Umbul Mantram, Tradisi Akulturasi Budaya dalam Grebeg Sudiro Solo

KOROPAK.CO.ID – Pada Kamis malam, 16 Januari lalu, masyarakat Solo kembali menggelar tradisi tahunan Umbul Mantram sebagai bagian dari rangkaian acara Grebeg Sudiro, yang bertempat di sekitar Kantor Kelurahan Sudiroprajan, Jebres, Solo. Tradisi ini digelar untuk menyambut Tahun Baru Imlek, sekaligus menjadi simbol kuat dari akulturasi budaya Jawa dan Tionghoa.

Grebeg Sudiro, yang pertama kali dilaksanakan pada 2007, terinspirasi dari tradisi Bok Teko, syukuran khas menjelang Imlek yang telah ada sejak masa pemerintahan Paku Buwono X (1893–1939). Tradisi ini memadukan konsep gunungan dari Kraton Surakarta, yang biasanya melibatkan sedekah dari Kraton kepada masyarakat. Masyarakat Sudiroprajan mengadopsi tradisi tersebut, menjadikannya simbol harmoni antarbudaya.

Acara diawali dengan kirab budaya, melibatkan jodang lanang (pria) dan jodang wadon (wanita) yang melambangkan keseimbangan gender dan keberagaman masyarakat. Dengan mengenakan busana adat Jawa dan Tionghoa, para peserta membawa air suci, obor, dan jodang berisi makanan, melintasi rute pendek di kawasan Sudiroprajan.

Kirab ini diiringi musik tradisional dan tari-tarian, menghadirkan pemandangan penuh warna yang menyatukan unsur-unsur seni modern dan kontemporer. Puncaknya adalah parade besar dengan partisipasi kelompok seni lokal, yang memukau warga dan wisatawan.

Kampung Sudiroprajan, yang dikenal sebagai pecinan Kota Solo, mencerminkan harmoni antara budaya Tionghoa dan Jawa. Warga dari kedua etnis telah hidup berdampingan selama bertahun-tahun, menjadikan acara ini bukan hanya perayaan budaya, tetapi juga wujud nyata toleransi.

Baca: Grebeg Sudiro: Pesta Kebudayaan Tahunan yang Memukau di Solo

“Sudiroprajan adalah simbol pecinan Solo yang menunjukkan keharmonisan budaya Jawa dan Tionghoa,” ujar Wakil Wali Kota Surakarta, Teguh Prakosa, dalam sambutannya.

Umbul Mantram juga menjadi momen penghormatan terhadap leluhur dan sarana mempererat hubungan antarwarga dalam semangat kebersamaan. Tidak hanya sekadar kirab budaya, acara ini adalah simbol persatuan yang mengajarkan nilai-nilai luhur kebudayaan.

Sebagai bagian penting dari Grebeg Sudiro, bazar UMKM menghadirkan produk-produk lokal Solo, mulai dari makanan khas hingga kerajinan tangan bernilai budaya tinggi. Bazar ini menjadi wadah bagi pelaku usaha kecil untuk memperkenalkan karya mereka sekaligus menggerakkan roda ekonomi lokal.

Melalui tradisi ini, Solo tidak hanya menjaga warisan budaya, tetapi juga memperlihatkan bagaimana kebersamaan lintas budaya dapat menciptakan harmoni yang menginspirasi banyak pihak. Grebeg Sudiro adalah undangan bagi siapa pun untuk mengenal lebih dalam kekayaan budaya Kota Solo.

error: Content is protected !!