KOROPAK.CO.ID – Gembatan, sebuah permainan tradisional Indonesia yang mulai jarang terdengar di telinga generasi masa kini, memiliki sejarah panjang sebagai salah satu hiburan sederhana yang mengajarkan kerjasama dan ketangkasan.
Permainan ini, yang dikenal di berbagai daerah dengan nama “boy-boyan,” dimainkan oleh sekelompok anak-anak menggunakan alat yang sangat sederhana, yaitu pecahan genting dan bola kecil.
Permainan gembatan mengingatkan kita akan masa lalu, saat anak-anak di desa maupun kota kecil menghabiskan waktu bermain di luar rumah. Untuk memainkan gembatan, dibutuhkan minimal empat orang, yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok.
Setiap kelompok akan berhadapan satu sama lain, dengan tujuan untuk menjatuhkan tumpukan pecahan genting milik lawan dengan melempar bola. Namun, tantangan sebenarnya dimulai ketika kelompok yang kalah harus berjaga dan mencoba mengenai pemain lawan dengan bola untuk mengubah posisi.
Dalam setiap permainan, kelompok yang berjaga harus cepat dan tepat dalam melempar bola, sementara kelompok yang sedang menyusun genting harus berusaha secepat mungkin mengembalikan genting ke posisi semula tanpa terkena bola.
Baca: Pam Semambu, Permainan Tradisional yang Hampir Terlupakan
Kecepatan, ketepatan, dan kerjasama tim menjadi kunci utama dalam permainan ini. Setiap anak memiliki peran penting, baik sebagai penjaga, pemimpin, maupun pemain yang mengatur susunan genting.
Seiring berjalannya waktu, perkembangan teknologi telah memberikan anak-anak alternatif hiburan yang lebih modern. Keberadaan permainan tradisional seperti gembatan kini semakin terlupakan, terutama di kota-kota besar. Namun, bukan berarti gembatan harus dilupakan begitu saja.
Dengan mengenalkan kembali permainan ini kepada generasi muda, kita dapat memastikan bahwa warisan budaya yang satu ini tetap hidup, bahkan di tengah pesatnya kemajuan zaman. Gembatan tidak hanya sebuah permainan, tetapi juga sebuah jendela yang menghubungkan kita dengan sejarah panjang tradisi lokal Indonesia.
Sebuah kegiatan yang sederhana namun sarat makna, mengajarkan anak-anak tentang kerjasama, strategi, dan kegembiraan dalam kebersamaan. Maka, mari kita jaga dan lestarikan permainan ini sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia yang harus terus dikenang.
