KOROPAK.CO.ID – Hari ini, Rabu, 5 Februari 2025, Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) memasuki usia ke-78. Sebagai organisasi mahasiswa Islam terbesar di Indonesia, HMI telah mengukir sejarah panjang sejak didirikannya pada 5 Februari 1947.
Selama lebih dari tujuh dekade, organisasi ini tidak hanya menjadi wadah intelektual bagi mahasiswa Muslim, tetapi juga turut serta dalam berbagai dinamika kebangsaan, menjadikannya bagian tak terpisahkan dari perjalanan sejarah Indonesia.
HMI lahir di tengah gejolak Revolusi Kemerdekaan. Kala itu, bangsa Indonesia masih berjuang mempertahankan kemerdekaan dari ancaman kembalinya kolonialisme.
Di tengah situasi yang penuh ketidakpastian, mahasiswa Islam merasakan urgensi untuk memiliki wadah perjuangan sendiri, sebuah organisasi yang tidak hanya berorientasi pada pemikiran akademik, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Adalah Lafran Pane, seorang mahasiswa Sekolah Tinggi Islam (STI) Yogyakarta (kini Universitas Islam Indonesia), yang bersama 14 rekannya mendeklarasikan berdirinya HMI.
Organisasi ini didirikan dengan tujuan membina mahasiswa agar menjadi insan akademis, pencipta, dan pengabdi yang bernafaskan Islam serta bertanggung jawab dalam mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang diridhai Allah SWT.
Baca: HUT HMI ke-77: Jejak Perjalanan Sejarah dan Misi Mahasiswa Islam
Seiring waktu, HMI terus bertransformasi, mengukuhkan posisinya sebagai salah satu organisasi yang aktif dalam berbagai momentum sejarah bangsa. Dari era Orde Lama hingga Reformasi, HMI hadir dengan gagasan, kritik, dan pergerakan yang berkontribusi bagi perubahan sosial dan politik di Indonesia.
Tahun 1986 menjadi salah satu titik penting dalam sejarah HMI. Keputusan organisasi ini untuk menerima asas tunggal Pancasila menimbulkan perpecahan di tubuh HMI, yang kemudian melahirkan dua kubu: HMI DIPO yang lebih pragmatis dan HMI MPO yang lebih kritis terhadap kebijakan pemerintah.
Meski demikian, HMI tetap mampu melahirkan berbagai tokoh nasional yang berperan besar di berbagai bidang, seperti Akbar Tanjung, Jusuf Kalla, Mahfud MD, dan Anies Baswedan.
Sebagai organisasi kaderisasi, HMI senantiasa menjunjung nilai-nilai dasar keimanan, akhlak mulia, kemandirian, serta tanggung jawab terhadap bangsa dan agama. Hingga saat ini, ribuan mahasiswa di berbagai perguruan tinggi masih menjadi bagian dari HMI, meneruskan perjuangan intelektual dan sosial yang telah diwariskan oleh para pendiri.
Peringatan Milad ke-78 HMI bukan sekadar perayaan seremonial, tetapi juga momen refleksi bagi seluruh kader dan alumni. Dalam perjalanan panjangnya, HMI telah membuktikan bahwa mahasiswa memiliki peran strategis dalam membangun bangsa.
Kini, di usianya yang hampir delapan dekade, HMI terus beradaptasi dengan perkembangan zaman, menghadapi tantangan baru, dan tetap berkomitmen dalam melahirkan generasi muda yang berintegritas serta berdedikasi bagi kemajuan Indonesia.