KOROPAK.CO.ID – Tempe mendoan bukan sekadar gorengan biasa. Di balik kelezatannya, tersimpan sejarah panjang dan filosofi mendalam yang melekat pada masyarakat Banyumas, Jawa Tengah.
Kuliner khas ini telah menjadi simbol kehangatan dan kebersamaan, mencerminkan karakter masyarakat Banyumas yang fleksibel dan mudah beradaptasi. Istilah “mendoan” berasal dari bahasa Banyumasan, di mana kata mendo berarti setengah matang.
Proses pengolahannya memang unik dan berbeda dari tempe goreng pada umumnya, tempe mendoan hanya digoreng sebentar dalam minyak panas hingga bagian luarnya renyah, tetapi tetap lembut di dalam. Teknik ini awalnya lahir dari kebutuhan makanan cepat saji di Banyumas, sehingga penjual tidak menggoreng tempe hingga kering.
Sejarah tempe mendoan tak lepas dari perjalanan panjang kedelai di Indonesia. Tanaman ini pertama kali diperkenalkan dari China dan Indochina, lalu berkembang pesat di Banyumas sejak tahun 1960-an. Seiring waktu, tempe tak hanya menjadi sumber makanan, tetapi juga identitas kuliner yang melekat erat dalam kehidupan sosial masyarakat.
Dalam jurnal Makna Komunikasi di Balik Makanan Tradisional (2020), tempe mendoan bukan hanya makanan, tetapi juga simbol ikatan sosial dan kekeluargaan bagi masyarakat Banyumas.
Baca: Warisan Budaya Tak Benda Indonesia Ini Bernama Mendoan
Ketika dihidangkan hangat-hangat, tempe mendoan bukan hanya memanjakan lidah, tetapi juga menciptakan suasana akrab dalam percakapan keluarga. Bahkan, istilah mendo-mendo dalam bahasa setempat memiliki arti tersirat sebagai sarana komunikasi dan interaksi sosial.
Bagi warga Banyumas, tempe mendoan tetaplah lauk atau camilan sehari-hari. Namun, bagi wisatawan, ia adalah ikon kuliner khas dan oleh-oleh wajib saat berkunjung ke Purwokerto dan sekitarnya.
Jika ingin merasakan kelezatan asli tempe mendoan, Purwokerto adalah tempat terbaik untuk mencobanya. Kawasan Sawangan, dekat Alun-Alun Purwokerto, dikenal sebagai pusat kuliner mendoan yang ramai dikunjungi. Di sana, tempe mendoan disajikan dengan sambal kecap pedas yang semakin menggugah selera.
Lebih dari sekadar gorengan, tempe mendoan adalah warisan budaya yang membawa cita rasa sejarah, filosofi, dan kebersamaan dalam setiap gigitannya. Jadi, kapan kamu akan mencicipinya langsung di Banyumas?