KOROPAK.CO.ID – Solo kembali menjadi saksi peristiwa budaya bersejarah dengan digelarnya Tingalan Jumenengan KGPAA Mangkunegara X. Upacara tahunan ini menandai peringatan kenaikan tahta ke-3 pemimpin Pura Mangkunegaran, yang tak hanya menjadi tradisi keraton tetapi juga warisan budaya nusantara yang perlu dilestarikan.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon, yang turut hadir dalam perhelatan tersebut, menegaskan pentingnya pelestarian budaya sebagai bagian dari identitas bangsa.
“Ini adalah peristiwa kebudayaan yang patut kita jaga. Kami mengucapkan selamat kepada Kanjeng Gusti dan mendukung penuh upaya pelestarian warisan budaya ini,” ujar Fadli dalam sambutannya, Jumat (8/2/2025).
Dalam acara ini, masyarakat juga berkesempatan menyaksikan pertunjukan sakral Tarian Bedhaya Anglir Mendhung. Tarian yang jarang ditampilkan ini memiliki makna filosofis yang mendalam dan menjadi bagian tak terpisahkan dari adat istiadat Mangkunegaran.
Fadli Zon menekankan bahwa keraton-keraton di Indonesia perlu mendapatkan perhatian lebih untuk menjaga eksistensinya di tengah perkembangan zaman. Ia mengusulkan revitalisasi keraton melalui sistem kemitraan publik-swasta (Public Private Partnership/PPP).
Baca: Dangdut Belum Didaftarkan ke UNESCO, Ini Alasannya!
“Harapannya semua keraton bisa direvitalisasi melalui kerja sama dengan berbagai pihak, baik dari kalangan pengusaha maupun komunitas yang peduli terhadap budaya. Dengan semangat gotong royong, kita bisa menciptakan ekosistem budaya yang lebih kuat,” jelasnya.
Sementara itu, KGPAA Mangkunegara X mengungkapkan keterbukaannya untuk berkolaborasi dengan pemerintah dalam upaya pelestarian budaya. Setelah prosesi Tingalan Jumenengan, ia tampak berdiskusi dengan Fadli Zon mengenai langkah-langkah strategis ke depan.
“Kami berharap Mangkunegaran dapat bekerja sama dengan Kementerian Kebudayaan. Visi kami sama, yaitu bagaimana menggali dan melestarikan aset budaya agar bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas,” ujar KGPAA Mangkunegara X.
Pura Mangkunegaran, sebagai salah satu pusat kebudayaan di Jawa, terus berupaya menjaga nilai-nilai tradisi tanpa meninggalkan perkembangan zaman. Melalui kolaborasi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat, warisan budaya seperti Tingalan Jumenengan diharapkan tetap lestari untuk generasi mendatang.