KOROPAK.CO.ID – Setiap bulan dalam kalender Masehi memiliki peristiwa ikonik, begitu pula Februari. Salah satu perayaan nasional yang menonjol di bulan ini adalah Hari Pers Nasional (HPN). Perayaan ini menjadi momen penting bagi insan pers dalam merefleksikan peran mereka dalam perkembangan bangsa.
Tahun 2025, HPN akan berlangsung di Kalimantan Selatan, dengan berbagai kegiatan mulai dari seminar hingga puncak acara pada 9 Februari, yang rencananya digelar di Kantor Gubernur Kalimantan Selatan, Banjarbaru. Perayaan ini tidak hanya menjadi ajang penghormatan bagi insan pers, tetapi juga menegaskan peran strategis jurnalisme dalam pembangunan nasional.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, tema HPN 2025 telah dirumuskan sejak November tahun lalu. Pemilihan tema selalu berorientasi pada kepentingan nasional dan memiliki makna yang lebih dari sekadar slogan. Tahun ini, tema yang diusung adalah: “Pers Mengawal Ketahanan Pangan untuk Kemandirian Bangsa.”
Tema ini menggarisbawahi peran pers dalam mendukung ketahanan pangan Indonesia. Slogan tambahan, “Kalsel Gerbang Logistik Kalimantan,” menegaskan posisi strategis Kalimantan Selatan dalam sistem distribusi pangan di Nusantara.
Logo HPN 2025 menampilkan sosok bekantan, primata khas Kalimantan Selatan, yang tampil mengenakan pakaian adat Banjar. Simbol ini berbeda dari logo HPN 2024 yang menampilkan harimau. Bekantan dalam logo ini tidak hanya sekadar representasi fauna lokal, tetapi juga mencerminkan filosofi yang lebih dalam.
1. Bekantan dan Laung Banjar
Bekantan dalam logo HPN 2025 mengenakan laung, ikat kepala khas Banjar yang menjadi simbol tradisional pria Banjar. Laung melambangkan kebijaksanaan dan kepemimpinan dalam mengemban tanggung jawab sosial.
2. Pakaian Beludru dengan Motif Galung Pancar Matahari
Beludru melambangkan kemewahan dan keagungan, mencerminkan profesionalisme pers. Motif Galung Pancar Matahari menggambarkan keteguhan, kebaikan, dan keberuntungan dalam menghadapi tantangan jurnalistik.
3. Simbol Pena dan Padi
Seikat padi di tangan kiri melambangkan peran pers dalam mengawal ketahanan pangan dan swasembada nasional. Pena di tangan kanan menggambarkan komitmen pers terhadap kebebasan berekspresi, kreativitas, serta profesionalisme.
Menurut Sarwani, Sekretaris Panitia HPN 2025, perpaduan bekantan dengan simbol pena dan padi merepresentasikan harmoni antara tradisi, tanggung jawab pers, serta kontribusi terhadap program pemerintah.
Baca: Memahami Sejarah Hari Pers Nasional dan Peran PWI di Indonesia
Perjalanan pers di Indonesia telah dimulai sejak era kolonial, meskipun sempat mendapat berbagai kendala dari pemerintah kolonial. Beberapa tonggak sejarah penting dalam perjalanan pers nasional antara lain:
7 Agustus 1744: Terbitnya surat kabar pertama di Nusantara, Bataviasche Nouvelles en Politique Raisonnementen.
1907: Lahirnya Medan Prijaji, surat kabar nasional pertama yang didirikan oleh Tirto Adhi Soerjo, yang kemudian dianggap sebagai pelopor pers nasional.
1942: Masa pendudukan Jepang membawa perubahan besar, dengan lima surat kabar utama yang dikelola oleh pemerintah militer Jepang.
9 Februari 1946: Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) resmi berdiri di Surakarta. Tanggal inilah yang kemudian ditetapkan sebagai Hari Pers Nasional berdasarkan Keputusan Presiden No. 5 Tahun 1985.
Dalam Keppres No. 5 Tahun 1985 yang diteken Presiden Soeharto, terdapat tiga alasan utama dalam penetapan HPN:
1. Pers nasional memiliki sejarah perjuangan yang penting dalam pembangunan bangsa.
2. 9 Februari 1946 adalah tanggal bersejarah bagi pers Indonesia dengan lahirnya PWI.
3. HPN diperlukan untuk terus menegaskan peran pers yang bebas dan bertanggung jawab berdasarkan Pancasila.
Sejak penetapan tersebut, Hari Pers Nasional diperingati setiap tahun pada 9 Februari, sebagai bentuk penghormatan atas kontribusi jurnalis dalam membangun negeri.
Hari Pers Nasional 2025 bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi juga momentum untuk menegaskan kembali peran pers dalam mengawal ketahanan pangan. Dengan tema yang relevan dan logo yang sarat makna, perayaan ini menjadi refleksi atas tanggung jawab pers dalam membangun Indonesia yang lebih mandiri dan berdaulat.
Dengan segala tantangan yang ada, pers tetap menjadi garda terdepan dalam menyampaikan informasi yang akurat, mendidik, serta membangun kesadaran masyarakat akan pentingnya kedaulatan pangan bagi masa depan bangsa.