Seni Budaya

Nostalgia Masa Kecil dengan Keseruan Bermain Donal Bebek

×

Nostalgia Masa Kecil dengan Keseruan Bermain Donal Bebek

Sebarkan artikel ini
Nostalgia Masa Kecil dengan Keseruan Bermain Donal Bebek
Doc. Foto: YouTube/Playing With Erica

KOROPAK.CO.ID – Ketika menyebut nama “Donal Bebek,” bayangan yang segera melintas di benak banyak orang barangkali adalah sosok karakter kartun ikonik dari Disney.

Namun, jauh sebelum karakter ini begitu lekat dengan budaya populer, di berbagai sudut Nusantara, “Donal Bebek” telah lebih dahulu dikenal sebagai salah satu permainan tradisional yang mengisi hari-hari ceria anak-anak Indonesia.

Permainan “Donal Bebek” bukan sekadar hiburan semata. Ia adalah warisan lisan yang diwariskan dari generasi ke generasi, dimainkan di halaman rumah, lapangan desa, dan tanah lapang yang menjadi saksi bisu riuh tawa anak-anak.

Permainan ini bukan hanya melibatkan gerak fisik yang dinamis, tetapi juga diiringi oleh lantunan lagu khas yang menjadi ciri utama dari tradisi ini.

Menurut catatan dalam buku Kumpulan Permainan Anak Tradisional Indonesia karya Aisyah Fad, penamaan “Donal Bebek” dalam permainan ini berasal dari lirik lagu yang dinyanyikan oleh para pemain selama permainan berlangsung. Setiap bait dalam nyanyian ini mengarahkan gerakan para pemain, menciptakan ritme yang berpadu antara suara dan gerak.

Permainan ini dapat dimainkan oleh minimal dua orang, tetapi semakin banyak peserta, semakin meriah pula suasana yang tercipta. Biasanya dimainkan di ruang terbuka agar setiap gerakan dapat dilakukan dengan bebas tanpa hambatan.

Tak ada peralatan khusus yang dibutuhkan, hanya sekelompok anak yang siap bergerak, bernyanyi, dan bersenang-senang bersama. Setelah para pemain berkumpul, mereka akan membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu permainan secara bersama-sama:

“Donal Bebek.
Maju satu langkah.
Mundur tiga langkah.
1, 2, 3.”

Baca: Debut Donald Duck dalam The Wise Little Hen

Sesuai dengan lirik lagu, setiap pemain harus mengikuti gerakan yang telah ditentukan. Setelah lagu selesai, permainan berlanjut ke tahap berikutnya, yaitu melakukan undian menggunakan metode hompimpa hingga tersisa satu pemain yang akan menjadi pemenang.

Setelah pemenang ditentukan, permainan memasuki fase yang lebih menegangkan. Pemenang memiliki tugas untuk menginjak kaki pemain lain secara tiba-tiba. Sementara itu, pemain yang ditargetkan harus sigap menghindar dengan satu loncatan ke belakang.

Jika pemenang berhasil menginjak kaki lawannya, maka pemain yang terinjak dinyatakan keluar dari permainan. Proses ini terus berlanjut hingga hanya tersisa satu pemain, yang kemudian dinobatkan sebagai pemenang akhir.

Untuk menambah keseruan, pemenang bisa memberikan hukuman ringan kepada pemain yang kalah, seperti menggendong pemenang dalam jarak tertentu atau tugas lain yang disepakati bersama.

Sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia, permainan “Donal Bebek” bukan sekadar ajang hiburan, melainkan juga sarana pembelajaran sosial yang kaya akan nilai-nilai kebersamaan.

Anak-anak yang memainkannya tidak hanya mengembangkan kelincahan dan refleks tubuh, tetapi juga belajar tentang sportivitas dan kejujuran. Setiap pemain yang telah tereliminasi harus menerima kekalahan dengan lapang dada dan menunggu giliran permainan berikutnya.

Di tengah maraknya permainan digital dan teknologi modern yang kian mendominasi waktu luang anak-anak, permainan seperti “Donal Bebek” menjadi pengingat akan tradisi yang penuh makna. Ia adalah warisan tak tertulis yang patut dijaga, sebagai jendela kecil menuju masa di mana permainan sederhana mampu menghadirkan kebahagiaan tanpa batas.

error: Content is protected !!