Seni Budaya

Mengenal Ucing Nyetrum, Permainan Lawas yang Penuh Strategi

×

Mengenal Ucing Nyetrum, Permainan Lawas yang Penuh Strategi

Sebarkan artikel ini
Mengenal Ucing Nyetrum, Permainan Lawas yang Penuh Strategi
Doc. Foto: GNFI

KOROPAK.CO.ID – Sejak dahulu, Indonesia dikenal memiliki warisan budaya yang kaya, termasuk dalam bentuk permainan tradisional yang diwariskan turun-temurun. Di berbagai penjuru Nusantara, anak-anak memainkan beragam permainan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga mengandung nilai-nilai kebersamaan dan strategi.

Salah satu permainan khas yang berasal dari tanah Sunda adalah ucing nyetrum, sebuah permainan kejar-kejaran dengan konsep unik yang telah dimainkan oleh anak-anak sejak zaman dahulu.

Ucing nyetrum merupakan permainan tradisional yang dapat dijumpai di berbagai daerah di Jawa Barat. Nama permainan ini berasal dari kata “ucing,” yang dalam bahasa Sunda berarti “kucing,” dan “nyetrum,” yang mengacu pada konsep menyebar atau menyentuh seperti aliran listrik.

Dinamakan demikian karena dalam permainan ini, setiap pemain yang tersentuh oleh “ucing” akan otomatis berubah menjadi pengejar, layaknya aliran listrik yang menyebar dengan cepat.

Permainan ini mencerminkan nilai kolektivitas yang kuat dalam masyarakat Sunda, di mana kerja sama dan kebersamaan menjadi elemen utama. Tidak seperti permainan kejar-kejaran biasa yang hanya memiliki satu pengejar, dalam ucing nyetrum, jumlah pemain yang berperan sebagai ucing akan terus bertambah hingga seluruh pemain tersentuh.

Baca: Serunya Bas-Basan Sepur, “Catur” Tradisional dari Tanah Jawa

Tidak banyak yang dibutuhkan untuk memainkan ucing nyetrum. Syarat utama hanyalah tempat bermain yang cukup luas, seperti halaman rumah atau lapangan terbuka, agar pemain dapat bergerak dengan leluasa. Permainan ini dimainkan secara berkelompok dan membutuhkan setidaknya tiga orang, meskipun semakin banyak pemain, semakin seru permainan berlangsung.

Permainan dimulai dengan undian sederhana untuk menentukan siapa yang akan menjadi “ucing” pertama. Setelah itu, permainan berlangsung dengan ucing mengejar pemain lainnya. Setiap pemain yang tersentuh akan langsung bergabung sebagai pengejar hingga akhirnya tidak ada lagi pemain yang tersisa.

Sebagai bagian dari kearifan lokal, ucing nyetrum bukan sekadar permainan biasa. Permainan ini melatih ketangkasan fisik anak-anak, meningkatkan daya tahan tubuh, serta mengajarkan mereka tentang kerja sama dan strategi. Dalam konteks sosial, permainan ini juga mempererat hubungan antarteman dan membentuk karakter sportif serta disiplin.

Ucing nyetrum merupakan contoh nyata bagaimana permainan tradisional bukan hanya sekadar hiburan, tetapi juga warisan budaya yang sarat akan nilai-nilai kehidupan. Dengan terus melestarikan permainan ini, generasi muda dapat tetap terhubung dengan akar budaya mereka, sekaligus menikmati keseruan permainan yang telah menjadi bagian dari sejarah panjang masyarakat Sunda.

error: Content is protected !!