Seni Budaya

Asyiknya Bermain Kucing-Kucingan, Permainan Legendaris Anak Indonesia

×

Asyiknya Bermain Kucing-Kucingan, Permainan Legendaris Anak Indonesia

Sebarkan artikel ini
Asyiknya Bermain Kucing-Kucingan, Permainan Legendaris Anak Indonesia
Doc. Foto: Ilustrasi/AnakBisa

KOROPAK.CO.ID – Permainan tradisional selalu menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan anak-anak Indonesia. Salah satu permainan yang masih dikenang hingga kini adalah kucing-kucingan sebuah permainan sederhana namun penuh strategi yang telah dimainkan sejak awal abad ke-20.

Dilansir dari Traditional Games Returns, permainan kucing-kucingan pertama kali berkembang di wilayah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur pada tahun 1913.

Permainan ini telah menjadi hiburan bagi anak-anak yang tinggal di pedesaan maupun perkotaan, terutama saat bermain di sore hari setelah sekolah atau ketika berkumpul di lapangan terbuka.

Nama kucing-kucingan sendiri diambil dari cara bermainnya, di mana para pemain dibagi menjadi dua kelompok: kelompok kucing yang bertugas mengejar dan menangkap, serta kelompok tikus yang harus menghindari kejaran.

Dinamika ini mencerminkan hubungan alami antara kucing dan tikus di dunia nyata, yang selalu berkejaran dalam persaingan abadi. Karena itu, permainan ini juga kerap disebut dengan nama lain, yaitu kucing dan tikus.

Kucing-kucingan dimainkan secara berkelompok di area terbuka, seperti halaman rumah, pekarangan sekolah, atau lapangan desa. Tidak ada alat bantu yang diperlukan dalam permainan ini, hanya fisik yang kuat serta kelincahan dalam bergerak.

Berikut langkah-langkah memainkan kucing-kucingan:

1. Pembagian Peran

Semua pemain berkumpul dan melakukan undian untuk menentukan siapa yang menjadi kucing dan siapa yang menjadi tikus. Pemain yang terpilih sebagai tikus harus menghindari tangkapan pemain kucing.

2. Membentuk Lingkaran

Pemain lainnya membentuk lingkaran dengan bergandengan tangan, bertindak sebagai tikus penjaga yang membantu melindungi pemain tikus dari kejaran kucing.

3. Memulai Permainan

Pemain kucing harus berusaha menangkap tikus yang berada di dalam lingkaran. Tikus dapat keluar dari lingkaran untuk menghindari kejaran, tetapi jika pemain tikus penjaga jongkok, maka kucing tidak bisa masuk atau keluar dari lingkaran.

4. Mengganti Peran

Baca: Mengenal Ucing Nyetrum, Permainan Lawas yang Penuh Strategi

Jika kucing berhasil menangkap tikus, maka mereka bertukar peran. Permainan terus berlanjut hingga pemain merasa lelah atau ingin berhenti.

Permainan ini tidak memiliki pemenang atau pihak yang kalah, karena tujuan utamanya adalah bersenang-senang dan berolahraga.

Sebagai permainan tradisional yang telah diwariskan turun-temurun, kucing-kucingan bukan sekadar hiburan semata. Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dari permainan ini, di antaranya:

1. Meningkatkan Ketangkasan Fisik

Permainan ini melibatkan banyak gerakan aktif, seperti berlari, menghindar, dan mengejar, yang baik untuk melatih kebugaran tubuh anak-anak.

2. Mengasah Kemampuan Berstrategi

Pemain tikus penjaga harus bekerja sama dan berpikir taktis untuk melindungi tikus agar tidak tertangkap kucing. Ini melatih kecerdikan dan strategi dalam permainan.

3. Menumbuhkan Kebersamaan dan Sosialisasi

Bermain dalam kelompok membantu anak-anak belajar tentang kerja sama tim, komunikasi, dan interaksi sosial yang positif.

4. Mengenalkan Budaya Permainan Tradisional

Di tengah maraknya permainan digital, kucing-kucingan bisa menjadi cara untuk mengenalkan kembali permainan tradisional yang sarat akan nilai-nilai budaya.

Seiring perkembangan zaman, permainan tradisional seperti kucing-kucingan mulai jarang dimainkan oleh anak-anak masa kini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus mengenalkan dan melestarikan permainan ini agar tidak hilang ditelan kemajuan teknologi.

Dengan berbagai manfaatnya, kucing-kucingan bukan hanya permainan biasa, tetapi juga warisan budaya yang mengajarkan nilai kerja sama, kelincahan, dan strategi kepada generasi penerus. Mari lestarikan permainan tradisional agar tetap hidup dan terus dimainkan oleh anak-anak Indonesia!

error: Content is protected !!