Memoar

Kiprah Taufik Hidayat, Dari Legenda Bulu Tangkis ke Kursi Wakil Menteri

×

Kiprah Taufik Hidayat, Dari Legenda Bulu Tangkis ke Kursi Wakil Menteri

Sebarkan artikel ini
Kiprah Taufik Hidayat, Dari Legenda Bulu Tangkis ke Kursi Wakil Menteri
Doc. Foto: Kumparan

KOROPAK.CO.ID – Nama Taufik Hidayat kembali mencuri perhatian publik setelah ditunjuk sebagai Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga (Wamenpora) dalam Kabinet Merah Putih periode 2024–2029. Penunjukan ini menandai babak baru dalam perjalanan hidup Taufik, dari lapangan bulu tangkis hingga ke panggung politik dan pemerintahan.

Taufik Hidayat lahir di Bandung, Jawa Barat, pada 10 Agustus 1981. Bakatnya dalam bulu tangkis sudah terlihat sejak dini. Ia bergabung dengan klub SGS PLN Bandung di bawah bimbingan Iie Sumirat. Pada usia 16 tahun, Taufik meraih gelar juara di Kejuaraan Asia Junior 1997 di Manila. Sejak saat itu, namanya mulai bersinar di kancah internasional.

Pada tahun 1998, Taufik mempersembahkan medali emas untuk tim Indonesia di Asian Games Bangkok. Setahun setelahnya, ia mencetak sejarah dengan menjuarai Indonesia Open untuk pertama kalinya dan menjadi finalis di All England serta Singapore Open.

Diketahui pada usia 19 tahun, ia sudah menyandang status sebagai pemain tunggal putra nomor satu dunia setelah menjuarai Malaysia Open, Kejuaraan Asia, dan Indonesia Open.

Perjalanan karier Taufik mencapai puncaknya pada Olimpiade Athena 2004. Ia tampil luar biasa dan mempersembahkan medali emas setelah mengalahkan Shon Seung-mo (Korea Selatan) di partai final. Pada tahun yang sama, ia juga menjuarai Indonesia Open dan mempertahankan gelar Juara Asia.

Pencapaian besar lainnya datang pada Kejuaraan Dunia 2005 di Anaheim, Amerika Serikat. Taufik mengalahkan Lin Dan (China), pemain nomor satu dunia saat itu, di partai final. Kemenangan ini menjadikannya pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Juara Olimpiade dan Juara Dunia secara berturut-turut.

Taufik juga mempersembahkan dua medali emas Asian Games (2002, 2006), tiga gelar Juara Asia (2000, 2004, 2007), dan enam gelar Indonesia Open (1999, 2000, 2002, 2003, 2004, 2006). Ia juga menjadi andalan tim Indonesia dalam berbagai ajang beregu, termasuk Piala Thomas (2000, 2002) dan Piala Sudirman (2001, 2005, 2007).

Setelah lebih dari satu dekade berkarier di bulu tangkis, Taufik memutuskan pensiun pada tahun 2013 di Indonesia Open. Tidak lama setelah gantung raket, ia mendirikan Taufik Hidayat Arena (THA) di Jakarta Timur sebagai pusat pelatihan bulu tangkis.

Baca: Profil Putu Wijaya: Budayawan Produktif dari Bali

Taufik kemudian mulai terjun ke dunia politik. Pada tahun 2016–2017, ia menjabat sebagai Wakil Ketua Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) dan kemudian menjadi staf khusus Kemenpora pada 2017–2018.

Pada 2018, Taufik bergabung dengan Partai Demokrat, namun keanggotaannya tidak bertahan lama. Pada Pemilu 2024, ia mencalonkan diri sebagai anggota DPR dari Partai Gerindra di dapil Jawa Barat II, meski gagal lolos ke Senayan.

Pada 15 Oktober 2024, Taufik dipanggil ke kediaman Presiden Prabowo Subianto di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan. Beberapa hari setelahnya, ia resmi dilantik sebagai Wakil Menteri Pemuda dan Olahraga.

Dalam pernyataannya, Taufik mengaku siap berkontribusi untuk memajukan olahraga dan kepemudaan di Indonesia. “Saya diminta untuk membantu di kabinet beliau, dan sesuai dengan bidang saya,” ujar Taufik.

Penunjukan Taufik sebagai Wamenpora dianggap sebagai langkah strategis Presiden Prabowo dalam memperkuat sektor olahraga nasional. Dengan pengalaman panjang di dunia olahraga, Taufik diharapkan mampu meningkatkan prestasi atlet Indonesia di kancah internasional dan memperbaiki sistem pembinaan atlet muda di Indonesia.

Taufik menikah dengan Linda Amalia Sari, putri dari Agum Gumelar, mantan Menteri Pertahanan RI dan Menteri Perhubungan RI, pada tahun 2007. Pasangan ini dikaruniai dua anak, Natarina Alika Hidayat dan Nayottama Prawira Hidayat.

Sebagai legenda bulu tangkis, Taufik Hidayat telah menorehkan sejarah emas bagi Indonesia. Kini, di panggung politik dan pemerintahan, ia memulai lembaran baru untuk mengabdikan diri bagi negara di luar lapangan.

error: Content is protected !!